Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah orang-orang yang amat berjasa. Mereka telah bekerja keras melalui gagasan dan pemikirannya untuk mempersiapkan tatanan pemerintahan Republik Indonesia. Sebagaimana diuraikan di atas para pendiri negara itu terdiri dari banyak tokoh. Mereka adalah yang tergabung dalam Panitia Persiapan Kemerdekaaan Indonesia (PPKI) dan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Adapun nama para tokoh tersebut adalah sebagai berikut.
1. Nama-Nama Tokoh Pendiri Negara
a. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Ketua :
- Soekarno
Wakil Ketua :
- Mohammad Hatta
Anggota :
- Soepomo,
- Radjiman Widyodiningrat,
- RP Suroso,
- Sutardjo,
- Wachid Hasjim,
- Ki Bagoes Hadikoesoemo,
- Otto Iskandar Dinata,
- Abdul Kadir,
- Soerjohamidjojo,
- Poeroebojo,
- Yap Tjawn Bing,
- J Latuharhary,
- Amir,
- Abdul Abas,
- Mohamad Hasan,
- Hamidhan,
- GSJJ Ratulangi,
- Andipangeran,
- I Gusti Ktut Pudja.
Anggota Tambahan:
- Wiranatakoesoema,
- Ki Hadjar Dewantara,
- Mr. Kasman,
- Sajuti,
- Koesoema Soemantri,
- Subardjo.
b. Susunan Pengurus BPUPKI
Ketua :
- dr. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil Ketua :
- Ichibangase Yosio dan RP. Suroso
Anggota Berjumlah 60 Orang Sebagai Berikut:
- Abikoesno Tjokrosoejoso,
- Haji A. Sanusi,
- Kh Abdul
- Halim,
- Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemo,
- M.Aris,
- Abdul Kadir,
- Dr. R. Boentaran Martoatmodjo,
- BPH Bintarto,
- Ki Hadjar Dewantara,
- AM. Dasaad,
- Prof, Dr. PAH Djajadingrat,
- Drs. Moh. Hatta,
- Ki Bagoes Hadikoesoemo,
- Mr. R. Hindromartono,
- Mr.Muh Yamin,
- RAA Soemitro Kolopaking Probonegoro,
- Mr. Dr. R Koesoemah Atmadja,
- Mr. J Latuharhary,
- R. Margono Djojohadikoesoemo,
- Mr. AA Maramis,
- KH Masjkoer, KHM Mansoer,
- Moenandar,
- AK Moezakir,
- R. Otto Iskandar Dinata,
- Parada Harahap,
- BPH Poeroebojo,
- R. Abdoelrahim Pratalykrama,
- R. Roeslan Wongsokoesoemo,
- Prof. Ir. R Rooseno,
- H. Agoes Salim,
- Dr.Sambsi,
- Mr. RM Sartono,
- Mr. R Samsoedin,
- Mr. R Sastromoeljono,
- Mr. R. Singgih,
- Ir. R Soekarno.
- R.Soediman,
- R. Soekardjo Wiryopranoto,
- Dr. Soekiman,
- Mr. A. Subardjo,
- Prof. Mr. Dr. soepomo,
- Ir. RMP Soerahman,
- Sutardjo Tjokroadisoerjo Kartohadikoesoemo,
- R MTA Soeryo,
- Mr. Soesanto,
- Mr. Soewandi,
- Drs. KRMA Sosrodiningrat,
- KHA Wachid Hasjim,
- KRM TH Woerjaningrat,
- RAA Wiranatakoesoema,
- Mr. KRMT Wongsonagoro,
- Ny. Mr Maria Ulfa Santoso,
- Ny. RSS Mangoenpoespito,
- Oei Tjong Hauw,
- Oei Tiang Tjoei,
- Liem Koen Hian,
- Mr. Tan Eng Hoa,
- PF Dahler, dan
- A. Baswedan.
Anggota Tambahan Sebanyak 6 Orang:
- KH. Abdul Fatah Hasan,
- R. Asikin Natanegara,
- BKPA Soerjo Hamidjoyo,
- Ir. M Pangeran M. Noer,
- Mr. M Besar,
- Abdul Kaffar.
Riwayat Hidup Singkat Beberapa Pendiri Negara
Sekian banyak tokoh yang sangat berjasa atas berdirinya Indonesia tersebut, berikut ini akan diuraikan riwayat hidup singkat beberapa tokoh terkemuka agar kita dapat meneladaninya.
a. Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1903 di Sumatera Barat. Beliau menamatkan pendidikan guru dan pernah mengabdikan diri untuk mengajar di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Selanjutnya dengan beasiswa dari pemerintah Belanda melanjutkan ke sekolah kehakiman di Jakarta. Beliau bercita-cita tinggi dalam upaya mempersatukan bangsanya. Ia dengan gencar mengkritik pemerintah penjajah. Sebagai akibatnya, beasiswa yang diterimanya dicabut. Namun, ia berhasil menamatkan pendidikannya di sekolah kehakiman. Kegiatan berorganisasi dan berpolitik dimulainya dengan memasuki Jong Sumatra Bond dan Indonesia Muda. Cita-cita persatuan bangsa yang didambakan akhirnya terwujud dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam rangka persiapan terbentuknya Republik Indonesia merdeka, Mohammad Yamin berperan aktif dengan mengajukan usulan berupa gagasan tentang rumusan dasar negara. Setelah terbentuknya Republik Indonesia, Mohammad Yamin diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia. Beliau terkenal pula sebagai seorang penyair dan banyak menulis buku mengenai hukum dan sejarah.
b. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno |
c. Drs. Mohammad Hatta
Panggilan populernya adalah Bung Hatta. Lahir di Bukit Tinggi tanggal 12 Agustus 1902. Bung Hatta lebih dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Ia adalah seorang pemimpin yang berdisiplin tinggi, tegas dan taat beragama. Meskipun dikenal dari keluarga berada, Bung Hatta dikenal sederhana. Perbuatan dan perkataan Bung Hatta juga selalu sejalan.
Pada tahun 1926, Bung Hatta menjadi ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Perhimpunan Indonesia adalah suatu gerakan mahasiswa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno bersama Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 agustus 1945 Bung Hatta diangkat sebagai wakil presiden Republik Indonesia.
Beliau dikenal memiliki sifat toleransi yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan pada peristiwa menjelang pengesahan dasar negara. Pada saat itu, sebagian kecil peserta sidang mengajukan usul keberatan terhadap rumusan dasar negara pada sila pertama. Bung Hatta yang dikenal sebagai muslim yang amat taat itu segera berkonsultasi dengan empat orang tokoh Islam lainnya. Pertemuan Bung Hatta dengan empat tokoh Islam akhirnya menyepakati usulan tokoh nonmuslim untuk mengganti kalimat sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Penggantian ini dilakukan demi persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan bangsa lebih diutamakan daripada kepentingan golongan. Tahun 1949 Bung Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam konferensi Meja Bundar di Den Haag yang menghasilkan pengakuan kedaulatan terhadap kedaulatan RI oleh pihak Belanda. Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada tahun 1956. Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.
d. Prof Dr R. Soepomo, SH.
Soepomo lahir 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Surakarta. Semasa bersekolah, beliau memasuki organisasi Jong Java. Soepomo adalah pakar hukum tata negara. Berkat keahliannya itu, beliau menjadi anggota BPUPKI maupun PPKI. Beliau sangat berjasa, karena buah pikirannya banyak digunakan dalam penyusunan UUD 1945. Pada masa kemerdekaan, Soepomo diangkat sebagai menteri kehakiman. Meninggal pada tanggal 12 September 1958. Jenasahnya dimakamkan di Solo.
e. K.H. Wakhid Hasyim
Wakhid Hasyim dilahirkan pada tahun 1914 di Jombang, Jawa Timur. Ia dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Ayahnya seorang Kyai di pondok pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur. Pada tahun 1942, Wakhid Hasyim terpilih menjadi ketua pengurus besar Nahdlatul Ulama (NU). Beliau kemudian diangkat sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Peranan Wakhid Hasyim dalam perumusan dasar negara sangat penting. Bersama empat orang tokoh agama Islam berhasil menyepakati untuk mengubah rumusan sila pertama dari Pancasila. Perubahan itu semata-mata demi menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
3. Meneladani Nilai-nilai Juang Para Tokoh Pendiri Negara
Dalam proses pendirian negara, para tokoh pendiri negara melakukan banyak perjuangan yang pantas untuk ditiru. Tindakan-tindakan perjuangan itu dapat dirumuskan sebagai nilai-nilai juang. Berikut ini kamu akan mempelajari nilai-nilai juang para tokoh pendiri negara. Nilai-nilai tersebut dapat kamu pahami dan kamu teladani dalam kehidupan sehari-hari.
a. Berjiwa Besar
Jika kamu mencermati proses perumusan Pancasila, sikap berjiwa besar tercermin dengan jelas pada waktu pengambilan keputusan. Para tokoh menerima dan melaksanakan keputusan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Dalam musyawarah untuk mufakat tidak ada yang merasa menang dan dikalahkan. Sebagai generasi penerus kamu patut meneladani sikap berjiwa besar. Contoh sikap ini dapat ditunjukkan dalam kehidupan seharihari, antara lain sebagai berikut:
1) menerima keputusan musyawarah dengan ikhlas;
2) mau mengakui keunggulan orang lain;
3) mau mengakui kesalahan dan mau minta maaf;
4) membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
b. Cinta Tanah Air
Para tokoh bangsa mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meletakkan dasar Indonesia merdeka. Mereka duduk bersama tanpa membedakan latar belakangnya, dalam pemikiran mereka hanya ada satu yaitu kejayaan bangsa. Sikap cinta tanah air dapat kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari. misalnya:
a. melestarikan lingkungan hidup di sekitarmu;
b. belajar dan bekerja keras untuk masa depanmu;
c. melakukan kegiatan yang mengharumkan nama bangsa dan negara;
d. berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
e. mencintai produksi dalam negeri.
c. Jiwa Persatuan
Para perumus Pancasila memiliki latar belakang suku, agama, adat dan budaya yang berbeda-beda. Namun, di antara peserta rapat tidak menonjolkan golongan masing-masing. Para pendiri negara itu menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Jiwa persatuan dan kesatuan itulah yang akhirnya menghasilkan Indonesia merdeka. Jiwa persatuan juga dapat kamu lakukan dalam kehidupan seharihari misalnya:
a. suka bergotong royong;
b. gemar tolong menolong;
c. hidup rukun;
d. menghargai perbedaan.
d. Menghargai Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia mempunyai cara khas untuk menyelesaikan masalah bersama, yaitu dengan musyawarah. Pendapat setiap orang harus dihargai. Begitu juga orang lain juga harus menghargai pendapat kita. Masing-masing orang mengemukakan pendapatnya serta mendengar pendapat orang lain. Setelah itu diambil suatu keputusan. Keputusan yang paling baik adalah keputusan yang terjadi karena mufakat. Hal tersebut bisa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika ada teman/saudara kita yang sakit. Kita bisa musyawarahkan kapan akan menjenguk, siapa saja yang harus ikut, apa yang akan dibawa sebagai buah tangan, dan sebagainya. Setiap orang di antara kita tidak boleh memaksakan pendapatnya, sebagaimana juga tidak boleh mencela pendapat orang lain yang menurut kita tidak tepat atau tidak kita setujui.
e. Jiwa Kepahlawanan
Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka selalu memikirkan masa depan bangsa dengan menata sistem pemerintahan Indonesia. Sikap kepahlawanan para tokoh tersebut patut diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh perilaku yang menunjukkan sikap kepahlawanan yaitu sebagai berikut:
1) berani membela kebenaran dan keadilan;
2) berani menegur teman yang berbuat tidak baik;
3) rela berkorban untuk kepentingan bersama;
4) menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
f. Mendahulukan Kepentingan Umum
Para pendiri negara yang ikut merumuskan Pancasila bekerja siang malam tanpa mengenal lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat perlengkapan negara dengan sungguhsungguh. Sebagai hasil jerih payah mereka lahirlah UUD 1945 yang di dalam pembukaannya termuat tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara Indonesia. Semua itu mereka lakukan demi kepentingan bangsa Indonesia bukan untuk dirinya sendiri. Mereka berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara. Sikap mendahulukan kepentingan umum perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
PPKI mengadakan sidang pertama anggal 18 Agustus 1945. Sebelum sidang dimulai Drs. Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat tokoh pemuka Islam yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimejo, KH. Wakhid Hasyim, Teuku Moh Hasan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk membahas masalah rancangan pembukaan UUD yang terdapat dalam Piagam Jakarta. Pembahasan itu mengenai sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya-pemeluknya”. Hal itu karena tokoh-tokoh Indonesia Timur merasa keberatan, bahkan mengancam akan mendirikan negara Indonesia Timur. Menurut mereka, dengan rumusan seperti itu seolah-olah Pancasila hanya mengatur satu golongan saja dari bangsa Indonesia. Golongan yang lain tidak mendapat tempat padahal Indonesia terdiri atas berbagai macam golongan, suku, bangsa, dan agama. Demi menjaga keutuhan serta menjaga keberagaman komponen bangsa dan negara, maka dalam waktu 15 menit dicapai kata sepakat untuk menghilangkan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dengan demikian,bunyi sila pertama Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa’. Akhirnya rapat pleno PPKI berlangsung lancar. Pembahasan rancangan pembukaan UUD 1945 berhasil dibahas dalam tempo kurang dari 2 jam.
Dari uraian di atas, kamu dapat mengambil pelajaran bahwa para tokoh perumus Piagam Jakarta telah menunjukkan jiwa besar dan semangat nasionalisme yang tinggi. Mereka bersedia menerima keputusan bersama dalam sidang PPKI tersebut. Mereka tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau golongannya. Mereka lebih mengutamakan kepentingan bersama, meskipun ada yang harus mengorbankan pendapatnya. Sikap yang perlu kita teladani adalah:
1. saling menghormati dan menghargai hak orang lain;
2. mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;
3. lapang dada;
4. berjiwa besar;
5. rasa tanggung jawab.
1. Menghargai Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Itulah mengapa pendapat setiap orang perlu dihargai. Namun, orang lain pun harus menghargai dan menghormati pendapat kamu. Pada saat menyampaikan pendapat kamu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sopan;
b. tidak memaksakan pendapat pada orang lain;
c. tidak menyimpang dari pembicaraan atau masalah yang dihadapi;
d. tidak memotong pembicaraan orang lain;
e. isi pembicaraan mengutamakan kepentingan bersama;
f. sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Menerima Keputusan Bersama
Keputusan bersama adalah sebuah kesepakatan. Bagaimanakah sikap kamu terhadap hasil keputusan bersama? Jika hasil keputusan bersama tidak sesuai dengan kepentingan kamu, kamu harus bersikap ikhlas dan berjiwa besar dalam menerima keputusan tersebut. Kamu harus mendahulukan kepentingan bersama sebagaimana telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri negara Indonesia.
3. Melaksanakan Keputusan Bersama
Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan hasil keputusan bersama.
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur Pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih, hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara, nan setia dan perwira
Siapakah kini Pahlawan hati, pembela Bangsa sejati
Telah gugur Pahlawanku, tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu, tanah Air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti, di haribaan Pertiwi.
Harum semerbak menambah sari
Tanah air jaya sakti
Dalam kehidupan sehari-hari, hasil keputusan bersama ada pada lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Semoga Bermanfaat...