Islam telah ada dan berkembang lebih dari 14 abad. Sejak permulaan Nabi Muhammad Saw mengembannya sampai sekarang. Tidak ada satu pun peradaban dunia yang pernah hidup sepanjang itu, kecuali peradaban Islam. Sepanjang sejarah panjang peradabannya, Islam mengalami masa kemajuan dan kemunduran.
Perkembangan sejarah politik Islam dimulai sejak Nabi Saw mendirikan kekuasaan Islam yang berpusat di Madinah. Di Madinah, beliau membangun sebuah negara dan sistem pemerintahan khas yang berbeda dengan sistem kenegaraan dan pemerintahan yang ada pada saat itu. Sistem inilah yang terus dipertahankan oleh umat Islam hingga tahun 1924 Masehi.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, tampuk kepemimpinan umat Islam dipegang oleh para khalifah yang mendapatkan petunjuk (khulafaur rasyidin). Dalam mengurusi urusan umat, para khalifah menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dan konsisten, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Saw. Mereka juga menggunakan sistem pemerintahan yang diwariskan oleh Nabi Saw, yakni kekhilafahan Islam. Mereka tidak pernah menerapkan sistem pemerintahan lain, semacam kerajaan, kekaisaran, maupun sistem pemerintahan demokrasi Yunani. Pasalnya, Rasulullah Saw telah menetapkan sistem pemerintahan khas bagi umat Islam, yakni kekhilafahan Islamiyah. Para khalifah Islam, membangun dan menyebarkan peradaban Islam hingga tahun 1924 Masehi.
Saat itu, Khilafah Islamiyah menjadi negara super power dunia, yang kekuasaan dan pengaruhnya meliputi hampir 2/3 belahan dunia. Kaum Muslim berada pada puncak kegemilangan peradaban; mulai dari bidang ekonomi, hukum, sains dan teknologi. Penemuan dan penelitian ilmiah berkembang sangat pesat. Teori dan penemuan ilmiah sarjana-sarjana Muslim di bidang matematika, kimia, fisika, biologi, sosiologi, peradilan, administrasi, dan lain-lain telah menjadi pijakan dasar kemajuan sains dan teknologi barat.
Sejarah abad pertengahan adalah sejarah umat Islam yang terjadi pada kurun tahun 1250 - 1800 M. Pada masa kekhilafahan Mamalik, umat Islam mengalami kemajuan di berbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Kekhilafahan Mamalik ini juga berhasil melumpuhkan tentara Salib di sepanjang Laut Tengah.
Dalam bidang ekonomi, dibuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Bagdad oleh tentara Timur Lenk. Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropa. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Bagdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Tagribardi, dan Ibnu Khaldun.
Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al Tusi. Di bidang matematika Abu aAl-Faraj Al-‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali An-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al- Dimyati seorang dokter hewan, dan Ar-Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang opthalmologi dikenal nama alah Ad-Din Ibnu Yusuf.
Di bidang arsitektur, mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara masjid. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Suyuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu hadis dan lain-lain.
Kekhilafahan Mamalik berakhir tahun 1517, setelah dijatuhkan oleh Bani Usmani yang kemudian membangun kekhilafahan Islam dari Bani ‘Usmaniyah di Turki. Mesir dijadikan sebagai salah satu kewalian (daerah setingkat propinsi) kekhilafahan Turki ‘Usmani.
Di sepanjang abad pertengahan, tiga jalur penting berhasil dikuasai oleh kaum Muslim. Penguasaan tiga jalur ini telah membuka jalan bagi penyebaran agama dan kekuasaan Islam di seluruh penjuru dunia. Tiga jalur tersebut adalah sebagai berikut:
- Jalur Barat, yaitu; mulai dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia hingga Pegunungan Pirenia. Jalur ini dikuasai oleh kaum Muslim di bawah pimpinan Panglima Agung ariq bin Ziyad (tahun 711 M). Seandainya, tentara Islam tidak mampu ditahan oleh tentara Perancis pimpinan Karel Martel (732 M), niscaya Eropa akan jatuh ke tangan kaum Muslim. Kordoba, akhirnya menjadi kota penting bagi perkembangan Islam di Eropa.
- Jalur Tengah, yaitu; mulai Tunisia, Sisilia menuju semenanjung Apenina. Pasukan Islam berhasil mendu-duki Sisilia dan Italia Selatan. Tetapi, kota ini dapat direbut kembali oleh bangsa Nordia pada abad ke 11.
- Jalur Timur, dimana pada tahun 1453 Masehi, Turki di bawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah belakang yakni Laut Hitam. Serangan ini mengejutkan tentara Byzantium Timur. Dari Byzantium, tentara Turki Usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu, tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi, kota konstantinopel masih tetap dikuasai Kekhilafahan Umayyah dan berubah menjadi Istanbul.
Pada abad pertengahan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam berkembang sangat pesat. Penemuan-penemuan ilmiah sarjana Muslim di berbagai disiplin ilmu menjadi pijakan dasar bagi perkembangan sains dan teknologi modern. Pusat-pusat peradaban Islam, seperti Mesir, Bagdad, Turki, dan Spanyol menjadi pusat peradaban dunia, sekaligus sebagai tempat bagi mahasiswa-masiswa Eropa untuk menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, dalam semua disiplin ilmu. Para Ilmuwan Islam yang berpengaruh pada saat itu adalah Al-Khawarizmi orang pertama yang menyusun aljabar, Jabir bin Hayan ahli kimia yang terkenal, Al-Biruni, orang yang menyatakan, “Saya temukan (eureka..!)! Beliau adalah peletak dasar teori sederhana guna mengetahui volume dari lingkungan geologis, Muhammad, Ahmad dan Hasan Bin Musa (Banu Musa asy Syakir) astronom yang terkenal pada masa Khalifah Al- Makmun, Avicena (Ibnu Sina 980 - 1037) dan Algazel (Al Gazali 1053 – 1111) sudah memikirkan hitung diferensial, 700 tahun sebelum orang Inggris Newton dan orang Jerman Leibniz.
Jadi, Rahasia kesuksesan atau faktor yang menyebabkan kemajuan kaum Muslim pada zaman keemasan peradaban Islam adalah sebagai berikut:
- Sistem kenegaraan dan pemerintahan dalam pandangan Islam didasarkan pada prinsip keuniversalan, penghapusan diskriminasi ras, suku, dan bangsa, serta proteksi. Prinsip ini terlihat jelas pada model kenegaraan serta sistem pemerintahannya.
- Pada dasarnya, bentuk negara dalam pandangan Islam adalah kesatuan. Selain itu, Islam juga mengenalkan negara global (universal state) yang dikendalikan oleh kepemimpinan tunggal. Konsep negara universal ini merupakan konsekuensi logis dari ajaran Islam yang bersifat universal (ditujukan untuk seluruh umat manusia). Jika dibandingkan dengan negara bangsa di jaman sekarang, maka nation state (negara bangsa) telah terbukti gagal mensejahteraan seluruh umat manusia. Bahkan nation state telah menyebabkan konflik, munculnya proteksi yang melahirkan cost-cost tidak perlu, macetnya distribusi barang dan jasa, dan telah menyebabkan sejumlah negara yang hanya mementingkan kepentingan bangsa dan negaranya sendiri.
- Dengan hukum-hukum Islam, maka masyarakat dunia akan merasakan kesejahteraan, kebersamaan, hidup saling menopang dan mendukung, dalam naungan sistem pemerintahan yang agung dan mulia.
Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id/2016/06/faktor-faktor-yang-menyebabkan-kemajuan-islam-abad-pertengahan.html#ixzz4aetBdbm1