Salam ipapaedia. Sudut merupakan dua ruas garis yang saling berpotongan. Perhatikan gambar dibawah ini;
Pada gambar diatas, ruas garis AB berpotongan dengan ruas garis AC dan berpotongan di titik A. Sudut yang terbentuk dari perpotongan dua ruas garis diatas adalah sudut a. A disebut sebagai titik pangkal sudut. Garis AB dan AC disebut sebagai lengan sudut atau kaki sudut. Untuk penamaan sudut diawali dengan simbol ∠ dan titik pangkal selalu diletakkan di tengah penamaan. Contoh untuk gambar diatas terdapat dua cara penamaan sudutnya yaitu ∠BAC, atau ∠CAB.
Sesuai dengan yang disebutkan diatas bahwa untuk penamaan sudut diawali dengan simbol ∠, dan titik pangkal selalu diletakkan ditengah penamaan. Jadi, penamaan untuk sudut-sudut diatas adalah;
a) ∠RPQ atau ∠QPR
b) ∠EFD atau ∠DFE
c) ∠LMK atau ∠KML
Pengertian lain dari sebuah sudut ada juga yang mengartikan sudut sebagai suatu daerah yang terbentuk dari sebuah ruas garis dan bayangannya yang merupakan hasil perputaran atau rotasi terhadap salah satu ujung tersebut. Sekarang perhatikan gambar berikut;
Pada gambar diatas terdapat garis AB. Lalu kita akan memutar ruas garis AB dengan titik putaran di titik A. Hasil dari perputaran tersebut misalkan kita dapati garis AB'. Perhatikan gambar berikut;
Ruas garis AB dan bayangannya (garis AB') membentuk sudut a. Penamaan sudut yang terbentuk diatas adalah ∠BAB' atau ∠B'AB.
Ruas garis AB dan bayangannya (garis AB') membentuk sudut a. Penamaan sudut yang terbentuk diatas adalah ∠BAB' atau ∠B'AB.
Satuan Ukuran Sudut
Sebuah sudut mempunyai ukuran yang besarnya dinyatakan dalam satuan derajat (o). Besar sebuah sudut ditentukan oleh besar daerah yang dibatasi atau dibentuk oleh lengan sudut. Biasanya besar sudut selalu diberi tanda oleh ruas garis yang melingkar didalam daerah sudut tersebut.
Ukuran sudut berbeda-beda. Cara untuk membandingkan besar dua buah sudut yaitu menempelkan kedua sudut tersebut dengan pangkal sudut yang saling berimpit. Apabila lengan sudut yang posisinya lebih jauh berarti akan membentuk sudut yang lebih besar. Perhatikan gambar dibawah ini;
Ternyata lengan sudut a membentuk sudut yang lebih besar sehingga sudut a lebih besar dari sudut b.
Ternyata lengan sudut a membentuk sudut yang lebih besar sehingga sudut a lebih besar dari sudut b.
Bentuk-Bentuk Sudut
Ada beberapa bentuk sudut berdasarkan ukuran atau besarnya sudut, diantaranya;
1. Sudut Lancip
Sudut lancip adalah sudut yang memiliki besar sudut lebih besar daripada 0o dan lebih kecil daripada 90o.
2. Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang memiliki besar sudut 90o.
3. Sudut Tumpul
Sudut tumpul adalah sudut yang memiliki besar sudut lebih besar dari 90o. dan lebih kecil daripada 180o.
4. Sudut Lurus
Sudut lurus adalah sudut yang memiliki besar sudut 180o.
5. Sudut Refleksi
Sudut refleksi adalah sudut yang memiliki besar sudut lebih besar daripada 180o. dan lebih kecil daripada 360o.
6. Sudut Putaran Penuh
Sudut putaran penuh adalah sudut yang memiliki besar sudut 360o.
Mengukur Sudut dengan Satuan Baku
Untuk mengukur besarnya sudut, digunakan alat yang disebut busur derajat seperti yang terlihat pada gambar diatas. Berikut ini contoh cara mengukur sudut lancip dan sudut tumpul menggunakan busur derajat.
Sudut Lancip
Untuk mengukur ∠CBA, letakkan busur derajat tepat diatas ∠CBA dengan pangkal busur derajat tepat berimpit dengan titik pangkal B pada ∠CBA. Selanjutnya, terlihat garis BC menunjukkan angka pada busur derajat 60o dengan melihat skala yang dalam. Jadi, besar ∠CBA adalah 60o.
Perhatikan gambar dibawah ini;
Sudut Tumpul
Cara mengukur menggunakan busur derajat untuk sudut tumpul pada awalnya sama seperti mengukur sudut lancip, yakni dengan meletakkan titik pangkal pada busur derajat berimpit tepat pada titik pangkal tetapi dengan posisi terbalik. Perhatikan gambar dibawah ini.
∠PQR merupakan sudut tumpul.
Disini dapat kita lihat bahwa lengan sudut yakni garis QR, menunjukkan angka pada skala busur 120o dengan melihat skala yang luar. Jadi, besar ∠PQR adalah 120o.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kalau kita akan mengukur sudut yang ukurannya melebihi dari 180o. Untuk mengukur sudut yang ukurannya lebih dari 180o, kita masih tetap dapat menggunakan busur derajat tetapi dengan beberapa langkah tambahan. Perhatikan gambar dibawah ini;
Kita tambahkan perpanjangan lengan sudut PQ dengan garis QA sehingga AQP membentuk sudut lurus, Kemudian letakkan busur derajat diatas sudut dengan titik pangkal saling berimpit. Besarnya sudut kita gunakan perhitungan sebagai berikut.
∠PQR = sudut lurus AQP+ ∠AQR
= 180o + 45o
= 225o
Jadi, besar ∠PQR adalah 225o
Perhatikan gambar dibawah ini;
Sudut Tumpul
Cara mengukur menggunakan busur derajat untuk sudut tumpul pada awalnya sama seperti mengukur sudut lancip, yakni dengan meletakkan titik pangkal pada busur derajat berimpit tepat pada titik pangkal tetapi dengan posisi terbalik. Perhatikan gambar dibawah ini.
∠PQR merupakan sudut tumpul.
Disini dapat kita lihat bahwa lengan sudut yakni garis QR, menunjukkan angka pada skala busur 120o dengan melihat skala yang luar. Jadi, besar ∠PQR adalah 120o.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kalau kita akan mengukur sudut yang ukurannya melebihi dari 180o. Untuk mengukur sudut yang ukurannya lebih dari 180o, kita masih tetap dapat menggunakan busur derajat tetapi dengan beberapa langkah tambahan. Perhatikan gambar dibawah ini;
Kita tambahkan perpanjangan lengan sudut PQ dengan garis QA sehingga AQP membentuk sudut lurus, Kemudian letakkan busur derajat diatas sudut dengan titik pangkal saling berimpit. Besarnya sudut kita gunakan perhitungan sebagai berikut.
∠PQR = sudut lurus AQP
= 180o + 45o
= 225o
Jadi, besar ∠PQR adalah 225o
Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id/2016/07/mengenal-sudut-dan-mengukur-sudut.html