Termometer air raksa dalam gelas adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume Raksa kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong.
Sebagai pengganti air raksa, beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimum, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenheit. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale” pada 1742.
Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan. Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi tekanan atmosfer). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.
Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Berikut ini merupakan pembahasan lengkap tentang termometer yang meliputi pengertian termometer, termometer zat cair, kelebihan raksa, kekurangan raksa, kelebihan alkohol, kekurangan alkohol, jenis jenis termometer, fungsi termometer, alat pengukur suhu, termometer klinis, termometer raksa, tensimeter air raksa, prinsip kerja termometer zat cair, alat untuk mengukur suhu, macam macam termometer.
Sebagai pengganti air raksa, beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimum, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenheit. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale” pada 1742.
Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan. Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi tekanan atmosfer). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.
Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Berikut ini merupakan pembahasan lengkap tentang termometer yang meliputi pengertian termometer, termometer zat cair, kelebihan raksa, kekurangan raksa, kelebihan alkohol, kekurangan alkohol, jenis jenis termometer, fungsi termometer, alat pengukur suhu, termometer klinis, termometer raksa, tensimeter air raksa, prinsip kerja termometer zat cair, alat untuk mengukur suhu, macam macam termometer.
Kita tentunya pernah merasakan tubuh menjadi dingin ketika kehujanan, dan panas saat sinar matahari menyengat di siang hari. Apa yang terjadi?
Pada dasarnya, tubuh memiliki suhu yang akan berubah menyesuaikan dengan suhu di sekitarnya. Suhu adalah derajat atau tingkat panas suatu benda. Namun, ketika tubuhmu merasakan sejuk, dingin, atau panas, dapatkah kita mengukur berapa besar suhu itu?
Melalui tubuh (kulit) kita hanya dapat menilai bahwa suhu suatu zat itu sejuk, dingin, atau panas bagi tubuh, tapi belum tentu penilaian tersebut sama dengan penilaian orang lain terhadap zat tersebut.
Pengertian Termometer
Alat Untuk mengukur suhu digunakan suatu alat yang dinamakan termometer.
Kata "termometer" berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermos yang berarti panas dan meter yang berarti mengukur.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. (Wikipedia)
Berdasarkan bahan yang digunakan, termometer digolongkan menjadi beberapa jenis, di antaranya termometer zat cair, termometer hambatan, dan termometer gas.
Pada pembahasan kali ini, termometer yang akan dibahas adalah termometer yang banyak dan umum digunakan, yaitu termometer zat cair.
Prinsip Kerja Termometer Zat Cair
Termometer biasanya berupa sebuah pipa kaca sempit tertutup yang berisi zat cair dan memiliki skala.
Prinsip kerja termometer zat cair ada pada pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volumenya.
Coba perhatikan volume air yang sedang dipanaskan. Saat air dipanaskan, suhu air akan meningkat. Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah volume air tersebut juga meningkat. Begitupun sebaliknya, saat air didinginkan volume air tersebut juga menurun.
Selain pada air, peristiwa ini pun terjadi pada zat lain, seperti raksa dan alkohol yang digunakan sebagai bahan termometer.
Berikut adalah keuntungan dan kekurangan masing-masing zat cair yang digunakan sebagai bahan termometer.
Tabel: Perbandingan antara Raksa dan Alkohol sebagai Bahan Termometer |
Macam-macam Jenis Termometer
Beberapa jenis termometer zat cair yang biasa digunakan, di antaranya adalah:
a. Termometer Klinis
Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu badan. Termometer ini umumnya dibuat dengan skala 35º C sampai 42º C sesuai dengan suhu tubuh manusia.
b. Termometer Suhu Ruang
Sesuai dengan namanya, termometer ini digunakan untuk mengukur suhu pada suatu ruangan. Skala pada termometer ini umumnya adalah -50º C sampai 50º C. Ukuran termometer suhu ruang jauh lebih besar dibandingkan termometer klinis.
c. Termometer Maksimum - Minimum
Termometer yang diperkenalkan pertama kali oleh James Six Bellani pada abad kedelapan belas ini, khusus dipakai untuk mencatat suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat dalam satu hari.