Sikap baik Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia dan untuk menutupi maksud dan tujuan yang sangat merugikan bangsa Indonesia akhirnya diketahui oleh bangsa Indonesia, terutama setelah Jepang menerapkan kebijakan-kebijakan yang jelas-jelas merugikan bangsa Indonesia, seperti: (Pengerahan tenaga kerja yang disebut romusha, Eksploitasi sumber daya alam yang menyebabkan seluruh kehidupan ekonomi lumpuh, Jepang juga menerapkan peraturan-peraturan yang bersifat membatasi dan memonopoli sarana-sarana produksi penting, rakyat juga diwajibkan menyetor padi, jagung, dan ternak dalam jumlah besar demi memenuhi kebutuhan logistik di medan perang, rakyat juga dibebani pekerjaan tambahan, yaitu menanam pohon jarak untuk diambil minyaknya dan diproduksi sebagai pelumas mesin-mesin perang). Hal hal tersebut menyebabkan munculnya perlawanan terhadap pendudukan Jepang yang dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat dengan bentuk perlawanan yang juga bermacam-macam.
Berikut adalah pembahasan tentang perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang, perlawanan bangsa indonesia terhadap jepang, perjuangan indonesia melawan jepang, perlawanan masyarakat indonesia terhadap kekuasaan asing, perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah.
Berikut adalah pembahasan tentang perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang, perlawanan bangsa indonesia terhadap jepang, perjuangan indonesia melawan jepang, perlawanan masyarakat indonesia terhadap kekuasaan asing, perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah.
Perlawanan-perlawanan yang Muncul Terhadap Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang.
Kebencian itu diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman tentara Jepang.
1. Di awa Barat
- Pada bulan Februari 1944 timbul perlawanan rakyat Singaparna, dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustofa. Sebabnya adalah penolakan terhadap upacara seikerei dan penderitaan rakyat akibat perlakuan buruk Jepang.
- Di Indramayu pada bulan April 1944, tepatnya desa Kaplongan, Distrik Karangampel, rakyat bangkit melawan tentara Jepang. Demikian juga tanggal 30 Juli 1944 terjadi perlawanan rakyat di desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Penyebabnya tersebut adalah pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga.
2. Di Aceh
- Pada tanggal 10 No ember 1942 meletus perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dari Cot Plieng.
- Di Jangka Buya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin seorang Giyugun bernama Teuku Hamid. Demikian juga di Pandrah, daerah Jenieb, Kabupaten Bireueh.
3. Di Biak
Rakyat Biak, Irian Jaya melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang pada tahun 1943.
4. Di Kalimantan Barat
Perlawanan rakyat terhadap Jepang juga terjadi di Kalimantan Barat namun mengalami kegagalan. Sebelum perlawanan rakyat meluas, pihak Jepang telah mengetahui karena telah menyusupkan mata-mata ke dalam organisasi perlawanan rakyat tersebut.
5. Di Sulawesi Selatan
Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan nama Peristiwa Unra, karena peristiwa tersebut terjadi di desa Unra. Rakyat dipimpin Haji Temmale yang tidak dapat menahan lagi kemarahan akibat kekejaman tentara Jepang melakukan perlawanan.
6. Pemberontakan PETA
Perlawanan yang paling besar terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tentara PETA di Blitar, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Supriyadi.
Perlawanan ini disebabkan oleh kekecewaan anggota PETA terhadap Jepang akiba kekejaman Jepang yang menyebabkan penderitaan rakyat, terutama yang dijadikan romusha oleh Jepang.
Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari pemerintah Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri.