Kondisi perpolitikan di Indonesia sebelum dilaksanakan Pemilu tahun 1955 ada dua ciri yang menonjol, yaitu munculnya banyak partai politik (multipartai) dan sering terjadi pergantian kabinet/pemerintahan. Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, sistem demokrasi yang dianut adalah Demokrasi Liberal Sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Pada masa ini perkembangan partai politik diberikan ruang yang seluas-luasnya. Dari tahun 1950-1959, terdapat tujuh kabinet yang memerintah.
Berikut adalah pembahasan tentang Situasi Politik di Indonesia Sebelum Pemilu Tahun 1955, Kabinet-Kabinet yang Memerintah Selama Demokrasi Liberal, kabinet pada masa demokrasi liberal, partai pemenang pemilu 1955, 4 partai pemenang pemilu 1955, kabinet masa demokrasi liberal, pelaksanaan pemilu tahun 1955, mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet.
Berikut adalah pembahasan tentang Situasi Politik di Indonesia Sebelum Pemilu Tahun 1955, Kabinet-Kabinet yang Memerintah Selama Demokrasi Liberal, kabinet pada masa demokrasi liberal, partai pemenang pemilu 1955, 4 partai pemenang pemilu 1955, kabinet masa demokrasi liberal, pelaksanaan pemilu tahun 1955, mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet.
Situasi Politik di Indonesia sebelum Pemilu Tahun 1955
Bagaimana situasi dan kondisi politik di Indonesia sebelum pelaksanaan pemilu tahun 1955?
Kondisi perpolitikan di Indonesia sebelum dilaksanakan Pemilu tahun 1955 ada dua ciri yang menonjol, yaitu munculnya banyak partai politik (multipartai) dan sering terjadi pergantian kabinet/pemerintahan.
Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, sistem demokrasi yang dianut adalah Demokrasi Liberal. Sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Pada masa ini perkembangan partai politik diberikan ruang yang seluas-luasnya. Dari tahun 1950-1959, terdapat tujuh kabinet yang memerintah.
Pelaksanaan Pemilu Pertama Tahun 1955
Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap.
Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante (Badan Pembentuk UUD).
4 Partai Pemenang Pemilu Pertama Tahun 1955
Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada 4 (empat) partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI (57 wakil), Masyumi (57 wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil).
Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka.
Akan tetapi, kampanye yang relatif terlalu lama (2,5 tahun) dan bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama kecintaan yang berlebihan terhadap partai.
Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan muncul perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah.
Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante untuk mencapai titik temu dalam menyusun UUD baru untuk mengatasi kondisi negara yang kritis. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.