--> Skip to main content

Pengertian dan Macam-Macam Jenis Hama Pada Tumbuhan

Pengertian dan Macam-Macam Hama Pada Tanaman - Diskusi ini akan membahas tentang pemahaman hama, berbagai hama, hama dan penyakit pada tumbuhan, lalat buah, sage, bensin, tikus, artona dan wereng.

Hama
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari lingkungan, misalnya dalam bentuk hama, gulma, dan penyakit.

Hama merupakan salah satu pengganggu tanaman. Tanaman yang terserang hama bisa mati atau rusak. Gangguan ini dapat menurunkan produktivitas produksi tanaman pangan.

Jika tidak ditangani dengan baik, serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Bahkan tanaman pun bisa mati karenanya. Tahukah anda apa yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita belajar bersama melalui uraian berikut.

Memahami Hama

Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama bisa merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung.

Gangguan atau serangan hama bisa terjadi dari bibit, pembibitan, pemanenan, hingga gudang.

Gangguan dan serangan semacam itu bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada bermacam-macam, seperti wereng, gangsir, tikus, ulat, lalat buah, mutiara, dan kutu. Selain itu, tanaman juga bisa diserang berbagai penyakit. Penyakit tanaman bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan ganggang.

Pengertian dan Macam-Macam Jenis Hama Pada Tumbuhan


Berbagai jenis hama

Contoh hewan yang termasuk hama termasuk yang berikut ini.

1. Wereng

Wereng adalah sejenis tanaman serigala yang menyerang dan menyebabkan daun dan batangnya menjadi berlubang.
Jika serangannya parah maka daunnya akan menjadi kuning, kering, dan akhirnya mati. Kera dapat dikontrol secara kimia, misalnya dengan menyemprot menggunakan insektisida. Penyemprotan dengan pestisida harus menggunakan kaos lengan panjang, sarung tangan, masker wajah (masker), topi, sepatu, dan usaha untuk tidak menahan angin.

2. Gangsir

Gangsir adalah binatang yang sering menyerang tanaman muda, seperti tanaman yang baru berpindah dari pembibitan. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya pecah atau pecah. Potongan dasar batang biasanya tidak dimakan tapi hanya terputus.

Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di tanah sampai kedalaman 90 cm dengan karakteristik setumpuk tanah di permukaan liang.

Pencegahannya bisa dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena lebih disukai ganggir. Kontrol gangsir bisa dilakukan dengan cara menyiram larutan insektisida pada gangsir dan kemudian ditutup dengan tanah.

3. Tikus

Tikus adalah hama yang sangat berbahaya bagi petani karena hal-hal berikut.

A. Menyerang tanaman selama pembibitan, pertumbuhan, pembungaan, panen, sampai penyimpanan.

B. Sulit dikendalikan karena memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.

C. Memiliki kemampuan berkembang biak dan cepat menyebar. Tikus betina bisa melahirkan 4 sampai 12 anak dalam siklus reproduksi.

D. Makan bagian tanaman seperti biji-bijian, umbi, dan buah.

Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Tanda-tanda serangan tikus meliputi kerusakan pada tanaman, jejak dan kotoran tikus, adanya jejak pada tanaman yang rusak oleh tikus, dan adanya tikus.

Pengendalian tikus bisa dilakukan dengan cara berikut.

A. Pemberian racun tikus akut. Racun ini jika tertelan oleh tikus bisa membunuh tikus hanya dalam beberapa jam saja.

B. Gropyokan, berburu dan membunuh tikus di desa atau kelompok tani.

C. Emposant, yaitu dengan membakar campuran belerang dan sedotan yang diarahkan ke dalam lubang tikus. Sebelumnya lubangnya tertutup sehingga tidak ada tikus yang keluar melalui lubang lain.

D. Pengendalian biologis dilakukan dengan melepaskan musuh alami, seperti burung hantu, kucing, dan ular padi.

E. Budidaya padi secara serentak, yaitu untuk serangan tikus tidak fokus pada salah satu pembibitan.

4. Lalat buah

Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada musim hujan. Lalat betina menusuk buah dengan alat peletakan telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah.
Pengertian dan Jenis Hama pada Tanaman
Gambar: Buah Lalat

Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah sehingga buahnya akan membusuk dan rusak. Pengendalian lalat buah bisa dilakukan dengan cara berikut.

A. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.
B. Pemasangan jebakan berupa pheromon seks.
C. Penyemprotan insektisida secara bergantian. Penyemprotan dilakukan di pagi hari saat masih embun.

5. Walang sangit

Walang sangit adalah hama serangga tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina bisa menghasilkan 100-200 butir telur. Telur diletakkan di atas daun bendera tanaman padi.

Penetasan telur akan menjadi nimfa hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat. Para nimfa dan imago menyerang buah matang dari susu dengan mengisap jus buah yang menyebabkan buah menjadi cekung.

Pengendalian wereng coklat dapat dilakukan dengan penanaman secara bersamaan, sanitasi tanaman yang terkena, atau dengan menyemprotkan insektisida dengan dosis yang sesuai.

6. Artona

Hama ini termasuk lepidoptera (mentega yang menghancurkan tanaman saat stadia larva). Artona menjadi hama tanaman kelapa. Serangan ulat yang baru menetas menyerang dengan gejala dot attack pada dedaunan. Setelah sedikit besar, ulat menyebabkan gejala serangan strip pada daun.

Selanjutnya, ulat bulu besar memakan daun kelapa beserta tulang dedaunan sehingga daun kelapa hanya lidinya saja. Kontrol artona dilakukan dengan cara memangkas daun kelapa yang telah diserang sehingga ulat dan kepompong terbuang.

Pengendalian biologis dengan menghilangkan parasit Apanteles artonae. Di daerah penanaman yang luas bisa disemprot dengan larutan insektisida sistemik atau racun perut.

Upaya untuk mengendalikan dan memberantas hama tanaman secara garis besar
Bisa dilakukan melalui dua macam cara, yaitu secara kimiawi dan biologis.

Kontrol secara kimiawi

Pengendalian hama kimia merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman dengan menggunakan pestisida, yaitu desinfektan pestisida kimia. Pestisida terdiri dari insektisida, larvacides, fungisida, dan algasida.

A. Insektisida digunakan untuk membasmi serangga (serangga).
B. Larvacids digunakan untuk memerangi larva (ulat).
C. Fungisida digunakan untuk memerangi jamur (jamur).
D. Algasida digunakan untuk membasmi ganggang.

Penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati dan hati-hati mengikuti aturan penggunaan. Ini karena pestisida terbuat dari bahan kimia berbahaya. Dampak penggunaan pestisida adalah sebagai berikut.

A. Bisa membunuh hewan lain yang justru menguntungkan manusia.

B. Saat masuk ke bahan makanan bisa menjadi racun untuk membahayakan kesehatan manusia.

C. Dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Ada juga pengendalian hama kimia dengan menggunakan sistem fumigasi. Fumigasi adalah metode pengendalian hama dengan menggunakan gas beracun Metil Bromida (CH3Br). Dengan dosis yang tepat, fumigasi bisa membunuh rayap, tikus, kumbang, ngengat, dan lain-lain.

Fumigasi memiliki tingkat penetrasi yang tinggi dan dapat membunuh semua tingkat perkembangan hama tanpa bahan atau tanaman yang berpolusi. Namun, karena bahan yang digunakan adalah senyawa beracun maka selanjutnya digunakan masih dipelajari lebih lanjut agar terhindar dari efek samping.

Secara biologis

Pengendalian hama hayati merupakan upaya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan predator alami (predator).

Contoh berbagai hewan predator hama meliputi sariawan lebah, semut rangrang, dan burung hantu.


  1. Ulat kupu artona dibasmi dengan hewan seperti sengatan lebah.
  2. Kutu dimusnahkan oleh semut rangrang.
  3. Tikus dibasmi dengan burung hantu.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar