--> Skip to main content

Sejarah Perang Dunia II di Asia-Pasifik Dan Pendudukan Militer Jepang di Indonesia

Sejarah Perang Dunia II di Asia-Pasifik serta Pendudukan Militer Jepang di Indonesia - Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik didahului oleh Jepang dengan mendadak mengebom pangkalan angkatan laut terbesar di AS di Pearl Harbor di Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941. Lima jam setelah serangan tersebut; Gubernur Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborg Stachouwer mengumumkan perang terhadap Jepang. Jepang secara singkat berlari ke selatan pada tanggal 8 Desember 1941, menyerbu lapangan terbang Clark Field dan lapangan welas asih di Pulau Luzon Filipina. Setelah berhasil menguasai dua tempat tersebut Jepang terus menempati P. Hainan, Hong Kong, dan Bangkok. Hong Kong adalah pos terdepan untuk Inggris di Asia.

Perang Dunia II yaitu: Pada tanggal 10 Desember 1941 Jepang menduduki pulau Luzon dan Bataan di Filipina dengan perlawanan sengit dan pasukan Amerika yang membantu relawan Filipina. Kemudian pada tanggal 16 Desember 1941 Jepang berhasil menduduki Burma (Myanmar) dan akhirnya pada tanggal 20 Desember 1991 Jepang menduduki Davao di Filipina.

Untuk menghadapi serbuan Jepang, pasukan Sekutu membentuk komando ABDACOM (Komando Amerika Komando Belanda Belanda) yang merupakan kombinasi antara pasukan Amerika, Inggris, Belanda dan Australia yang berbasis di Lembang (dekat Bandung). Pasukan ini mulai beroperasi pada tanggal 15 Januari 1942 di bawah komandan besar Sir Archibald Wavefl (Inggris). Selain itu juga membentuk Front ABCD (Amerika, Inggris, Cina, Belanda) yang merupakan gabungan antara pasukan Amerika, Inggris, Cina dan Belanda.

Pada bulan Januari 1942, Jepang menduduki Malaysia, Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Malaysia saat itu dikuasai oleh Sekutu ditangkap oleh Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Balikpapan adalah sumber minyak maka diserang
Dengan hati-hati tetap utuh, tapi dibakar oleh tentara Belanda.

Pada tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki oleh tentara Jepang. Saat itu Samarinda masih dikuasai oleh Hindia Belanda (KNIL). Dengan perebutan lapangan terbang oleh Jepang, maka pada tanggal 10 Februari 1942 Banjarmasin dapat dengan mudah ditempati. Pada tanggal 4 Februari 1942 Ambon berhasil menduduki Jepang, kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 Februari 1942 di wilayah Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang maka dengan mudah masuk jepang ke jawa.

Dalam invasi Jepang lebih kuat dari pada Sekutu karena Jepang mendapat bantuan kekuatan taktis. Pasukan udara sekutu telah hancur dalam pertempuran awal di Indonesia dan Malaya (Malaysia).

Sedangkan untuk serangan pasukan Jepang di Jawa yang dimulai pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah). Kemudian pada tanggal 5 Maret kota Batavia (Jakarta) jatuh ke tangan tentara Jepang dan terus menduduki Buitenzorg (Bogor). Jepang menyerang pulau Jawa karena dianggap sebagai basis kekuatan politik dan militer Belanda. Karena itu, pergerakan pasukan Jepang baik arah barat maupun timur diarahkan ke Pulau Jawa.

Serangan Jepang dalam waktu singkat bisa meruntuhkan negara-negara imperialis di daratan China dan Asia Tenggara termasuk Belanda di Indonesia. Pasukan Belanda dikepung di Cilacap dan Bandung kemudian menyerah tanpa syarat ke Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat) pada tanggal 8 Maret 1942. Pengiriman mie ditandatangani oleh Panglima Tentara Hindia Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten dan di pihak Jepang Mewakili Jenderal Hitosyi Imamura.

(Sumber: IPS, Hal: 22-23, Penerbit: Pusat Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional, Pengarang: Sutarto)
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar