Sejarah Kerajaan Ternate Masa Kejayaan Dan Runtuhnya Kerajaan Ternate - Sejarah Kesultanan Ternate | Sejarah Kerajaan Indonesia di mana Kesultanan atau Kerajaan Ternate, dibahas dalam 6 poin yaitu Agama Islam memasuki abad ke-15, Persaingan Ternate-Tidore, Hubungan Ternate dengan Persaingan Portugis, Portugis-Spanyol di Maluku, Orang-orang Ternate Menghilangkan Portugis Kerajaan Ternate adalah sebuah kerajaan yang terletak di Maluku, kerajaan Ternate adalah penghasil rempah-rempah seperti cengkeh, paladan fuli, Kerajaan Ternate adalah kerajaan Islam dan raja pertama yang mengu islam di sultan marhum, kerajaan Bangsa ternama juga dalam sejarahnya mengusir orang Portugis dari Maluku membuat kerajaan di Maluku menjadi besar dan dilecehkan oleh orang Portugis. Untuk mengetahui lebih jelas tentang sejarah Kerajaan Ternate atau Sejarah Kesultanan Ternate dan 6 poin dirangkum dalam tema yaitu : Kerajaan Ternate, Mari kita lihat pembahasan dan penjelasannya seperti di bawah ini ...
Sejarah Kerajaan Ternate
Awalnya di Maluku ada 4 buah kerajaan. yaitu Ternate. Tidore. Bacan dan Jailolo. Antara keempat kerajaan selalu ada perselisihan mengenai daerah penghasil rempah-rempah (= cengkeh, paladan muli). Akhirnya kerajaan Ternatelah memegang posisi penting. Bandar Ternate menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara.
(Masjid Sultan Ternate) |
Agama Islam menyebar sampai abad ke-15. Sejak dulu pedagang asal Indonesia Barat khususnya dan Jawa banyak yang berdagang di Maluku. Mereka membawa barang yang dibutuhkan orang, seperti: gula merah, garam, dan textil. Sebagai gantinya para pedagang membeli rempah-rempah untuk diperdagangkan ke band-band di sekitar Selat Malaka. Sementara perdagangan mereka juga menyebarkan atau menyebarkan Islam di Maluku. Begitu banyak pengikut Islam, banyak pemuda dikirim ke Jawa Timur untuk memperdalam pengetahuan agamanya.
Raja Ternate yang pertama kali memeluk Islam adalah Sultan Marhum (1465 - 1486). Sejak saat itu Ternate menjadi pusat Islam di Maluku. Pada akhir abad ke-16 Islam menyebar ke Mindanao (Filipina Selatan), karena Mindanao menjadi wilayah Ternate.
Kompetisi Ternate - Tidore. Selama berabad-abad antara Ternate dan Tidore ada kontes. Baik Ternate maupun Tidore selalu berusaha menguasai diri sendiri semua rempah-rempah. Hal ini menyebabkan munculnya dua kesatuan yang mematahkan kesatuan masyarakat Maluku.
Dua beasiswa tersebut adalah:
1. Fellowship 5 (= uli- lima) yang dipimpin oleh Ternate.
2. Fellowship 9 (= reproduksi) dipimpin oleh Tidore.
Hubungan Ternate dengan Portugis. Portugis pertama kali datang ke Maluku pada tahun 1512. Mereka disambut oleh Ternate dan Tidore. Selanjutnya, keduanya Ternate dan Tidore, berusaha menarik orang Portugis satu sama lain. Keduanya menawarkan kepada Portugis untuk mendirikan pangkalan permanen di sana dan juga sebagai pembeli tunggal cengkeh;
Tawaran Ternate dan Tidore memiliki 2 tujuan:
1. Agar Portugis menjadi langganan reguler untuk mendatangkan keuntungan besar.
2. Bagi orang Portugis untuk menjadi sekutu yang setia menghadapi lawan atau saingannya.
Portugis akhirnya memilih aliansi atau persahabatan dengan Ternate. Sebagai realisasi dan persekutuan, pada tahun 521 Portugis membangun benteng St. Paolo di Ternate. Dengan benteng Saint Paolo sebagai basis kekuatannya, langkah demi langkah Portugis ingin menguasai seluruh Maluku. Sultan Ternate, Hairun bersama anaknya Baabullah terpaksa mengakui kekuatan raja Portugal (1564).
Kompetisi Portugis - Spanyol di Maluku. Sultan Tidore yang dimusnahkan oleh Portugis kemudian berteman dengan Spanyol (1526). Persaingan dan konflik antara Ternate-Portugis di satu sisi dengan Tidore Spanyol di sisi lain mengacaukan atmosfer Maluku. Masing-masing pihak selalu mencari keuntungan tersendiri. Karena kehadiran Spanyol di Maluku, raja Portugal memprotes keras. karena melanggar kesepakatan Tordesillas pada tahun 1494. Untuk membantah perselisihan antara Portugal - Spanyol mengenai masalah Maluku maka sebuah kesepakatan dibuat di Saragosa pada tahun 1 529. Kesepakatan tersebut meliputi:
Tentukan: Maluku diserahkan ke Portugal. sementara Spanyol mendapat Filipina.
Sebagai tindakan yang membanggakan, mereka memandang dunia sebagai milik mereka sepenuhnya.
Rakyat Ternate mengusir Portugis. Hairun Sultan yang terpaksa mengakui untuk mengakui kekuatan raja Portugal tidak pernah mengganggunya. Dia masih menjalankan kebijakan pemerintah atas kemauannya sendiri. Itulah sebabnya kerja sama antara Ternate dan Portugis semakin memburuk. Hubungan yang tidak sesuai itu kemudian dirusak oleh sikap serakah gubernur dan Portugis karena ingin cepat kaya. Ketika gubernur De Mesquita hendak mengambil hak Sultan untuk keuntungan perdagangan cengkeh, Sultan mempertahankannya dengan putus asa. Pertarungan yang hampir pecah tak terelakkan. Persahabatan akan digelar lagi. Kemudian upacara perdamaian digelar. Hairun bersumpah pada Al Qur'an Sementara De Mesquita bersumpah pada Injil. Namun, ketika Hairun mengunjungi benteng Portugis, dia tiba-tiba terbunuh (1570).
Kejadian pembunuhan Hairun mengejutkan seluruh Ternate. Di bawah kepemimpinan Sultan barunya, Baabullah (1 570-1 583) orang-orang Ternate bangkit melawan Portugis. Bahkan Sultan Tidore juga membantu Baabullah. Akhirnya Portugis bisa ditundukkan. Orang Portugis yang menyerah diperlakukan dengan baik oleh masyarakat Ternate. Setelah tahun 1575 kekuasaan Portugis di Ternate dan Maluku Utara berakhir. Selanjutnya Portugis memindahkan pusat aktivitasnya ke Ambon sampai tahun 1605. Pada 1 605 Portugis diusir dari Ambon oleh VOC.
Masa kebesaran dan keruntuhan Ternate.
Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, Ternate mengalami kebesarannya. Selain Baabullah berhasil menyingkirkan kekuatan Portugis dan Maluku Utara, Baabullah juga berhasil memperluas kekuasaannya ke Mindanao di Utara dan Hitu (Ambon) di selatan. Kekuatan Ternate mencakup 72 pulau besar dan kecil. Sedangkan usaha Ternate untuk menguasai Tidore gagal. Demikian pula usahanya untuk mengusir orang Portugis dari Ambon.
Setelah kematian Baabullah pada tahun 1583, takhta tersebut jatuh kepada anaknya: Sahid Barkat. Berangsur-angsur kebesaran Ternate mulai redup, karena menghadapi tekanan berat dari Spanyol ke utara dan VOC ke selatan. Kemudian setelah Spanyol memusatkan semua perhatiannya pada Filipina, VOC secara bebas menanamkan pengaruhnya di Maluku. Sultan Ternate dan Tidore mengakui kekuatan VOC sampai tidak lagi menjadi negara merdeka dan merdeka (pertengahan abad ke-17).
Sumber: Sejarah Indonesia dan Dunia, Hal: 24-26, Penerbit: Widya Duta.1985.surakarta, Pengarang: Ibnoe Soewarso)