Air merupakan senyawa penting yang mendukung eksistensi kehidupan di alam semesta. Tanpa air, hewan dan tumbuhan tidak akan hidup. Ketersediaan air di bumi dapat terjaga karena sifatnya bekerja melalui siklus air. Siklus air atau disebut siklus hidrologi berjalan secara sistematis melalui beberapa proses interaksi antara komponen abiotik di ekosistem. Disini eBiologi.com telah membahas siklus air dan penjelasannya agar kita bisa belajar bersama.
Tahap Siklus Daur Air: Proses dan Penjelasan
Siklus air merupakan salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi ini. Siklus air adalah siklus pergerakan air melalui tiga fase (gas, cair dan padat) di empat lapisan bumi yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer. Siklus air memiliki banyak manfaat: mengatur suhu sekitar, menyesuaikan perubahan cuaca, menciptakan hujan, dan menciptakan keseimbangan di biosfer bumi.
Seperti dalam siklus air ini, air melalui 7 proses yang berjalan secara sistematik dan teratur. Tujuh proses meliputi penguapan, transpirasi, sublimasi, kondensasi, pengendapan, limpasan, dan infiltrasi.
Proses 1: Penguapan / Evaporasi
Siklus air dimulai dari proses penguapan. Penguapan adalah proses penguapan air yang ada di permukaan bumi karena energi panas dari matahari. Air dalam bentuk cair dari berbagai sumber air (seperti laut, danau, sungai, tanah, dll) berubah menjadi uap air dan naik di atas lapisan atmosfer. Semakin besar energi panas matahari yang sampai ke permukaan bumi, laju penguapan juga akan semakin besar.
Proses 2: Transpirasi
Selain berasal dari sumber air langsung, penguapan dalam siklus air di permukaan bumi juga bisa terjadi pada jaringan tanaman. Penguapan semacam ini disebut transpirasi. Akar tanaman menyerap air dan mendorongnya ke daun untuk digunakan dalam fotosintesis. Air fotosintesis kemudian dilepaskan oleh tanaman melalui stomata sebagai uap air.
Langkah 3: Sublimasi
Selain penguapan, sublimasi juga berkontribusi terhadap pembentukan uap di udara. Sublimasi adalah proses dimana es berubah menjadi uap air tanpa terlebih dahulu berada dalam fase cair. Sumber air utama dari proses sublimasi adalah lapisan es dari kutub utara, kutub selatan, dan es di pegunungan. Dalam siklus air, sublimasi adalah proses penguapan yang lebih lambat.
Proses 4: Kondensasi
Saat air menguap menjadi uap air, ia akan naik ke lapisan atas atmosfer. Pada ketinggian tertentu, uap air berubah menjadi partikel es yang sangat kecil karena pengaruh suhu udara rendah. Proses ini disebut kondensasi. Partikel es akan saling mendekat, bersatu dan membentuk awan dan kabut di langit.
Langkah 5: Pengendapan (presipitasi)
Awan (uap air kental) kemudian turun ke permukaan bumi karena hujan akibat pengaruh angin panas atau perubahan suhu. Jika suhu sangat rendah (di bawah 0 derajat), tetes air jatuh seperti salju atau hujan es. Melalui satu proses dalam siklus air ini, air kemudian masuk kembali ke lapisan litosfer.
Langkah 6: Limpasan
Limpasan adalah proses dimana air mengalir di atas permukaan bumi. Air bergerak dan bergerak ke tanah yang lebih rendah melalui saluran air seperti sungai dan selokan sampai memasuki danau, laut dan samudra. Pada tahap air siklus air ini masuk kembali ke lapisan hidrosfer.
Langkah 7: Infiltrasi
Setelah hujan, tidak semua air melewati tahap limpasan. Beberapa dari mereka bergerak jauh ke tanah. Air ini disebut air infiltrasi. Air merembes turun dan menjadi air tanah.
Nah, melalui tujuh proses itu siklus air berlangsung terus menerus. Tanpa siklus air, keseimbangan ekosistem tidak bisa tercapai karena distribusi air yang tidak merata.