Puisi Baru: 8 Macam-Macam Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya. Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuk - Setelah kita mengetahui berbagai macam puisi berdasarkan isinya, kali ini kita akan mengetahui jenis-jenis puisi berdasarkan pada bentuknya. Puisi itu sendiri adalah karya sastra serta jenis-jenis novel, berbagai cerita pendek, jenis roman, dan jenis drama yang berisi contoh-contoh makna gaya, dan makna langsung dan arti dari kias dan contoh. Adapun berbagai puisi baru berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut.
1. Kuint
Adalah puisi yang setiap baitnya terdiri atas 5 baris. Contoh:
Mampir
Karya: Joko Pinurbo
Tadi aku mampir ke tubuhmu
tapi tubuhmu sedang sepi
dan aku tak beranimengetuk pintunya.
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
dan aku tak berani melongoknya
(2002)
2. Sektet
Adalah puisi yang setiap baitnya terdiri atas 6 baris. Misal:
Puasa
Karya: Joko Pinurbo
– untuk Hasan Aspahani
Saya sedang mencuci celana yang pernah
saya pakai untuk mencekik leher saya sendiri.
Saya sedang mencuci kata-kata
dengaan keringat yang saya tabung setiap hari.
Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi
saya uapkan selamat menunaikan Ibadah Puisi.
(2007)
3. Septima
Merupakan puisi yang setiap baitnya berisi 7 bait. Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku (Nukilan)
Karya: M Yamin
Duduk di pantai tanah yang permai
empat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gunung bagus rupanya
Dilingkari air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Lihatlah kelapa melambai-lambai
Berdesir bunyinya sesayup sampai
Tumbuh di pantai bercerai-cerai
Memagar daratan aman kelihatan
Dengarlah ombak datang berlagu
Mengejar bui ayah dan ibu
Indonesia namanya. Tanah airku
Pasundan, 26 Oktober 1926
4. Stanza/Oktaf
Adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 8 baris. Misal:
Kolam (Nukilan)
Karya: Rustam Effendi
Di tengah
kolam yang endah
tenang,
berenang
seekor gangsa.
Sayapnya putih
bulunya jernih,
jernih biji matanya
Bak pulai
leher semampai
junjang
memandang
bercermin air.
Renagnya hening
airnya hening,
hening
tidak berdesir
5. Soneta
Adalah puisi baru yang terdiri atas dua bait awal yang berisi 8 baris, dan dua bait akhir yang berisi 6 baris. Bila dijumlahkan, maka total baris pada puisi ini adalah 14 baris. Puisi ini sebetulnya berasal dari Italia yang kemudian dibawa oleh sejumlah sastrawan Indonesia. Contoh:
Pagi-Pagi
Karya: M Yamin
Teja dan cerawat masih gemilang,
Memuramkan bintang mulia raya;
Menjadi pudar pdam cahaya,
Timbul tenggelam berulang-ulang.
Fajar di timur datang menjelang,
Membawa permata ke atas dunia;
Seri-berseri sepantun mulia,
Berbagai warna, bersilang-silang.
Lambat laun serta berdandan,
Timbul matahari dengan perlahan;
Menyinari bumi dengan keindahan.
Segala bunga harumkan pandan,
Kembang terbuka, bagus gubahan;
Dibasahi embung, titik di dahan.
6. Distikon
Merupakan jenis-jenis puisi yang bentuknya dua seuntai atau puisi yang setiap baitnya terdiri atas dua baris. Misalnya:
Hutan Karet
Karya: Joko Pinurbo
-In Memoriam: Sukabumi
Daun-daun berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.
Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang.
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar.
memebelit kenangan terjal.
Sesaat sebelum surya berlalu
masih kudengar suara beduk bertalu-talu
(1990)
7. Terzina
Adalah salah satu jenis-jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas tiga baris. Misalnya:
Aku Ingin
Karya: Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(1989)
8. Kuatrain
Adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas empat baris. Contoh:
Pada Suatu Hari Nanti
Karya: Sapardi djoko Damono
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
paada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatau hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
(1991)
Demikian macam-macam puisi berdasarkan bentuknya. Terima kasih.