A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping pada dasarnya adalah salah satu pengembangan model pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan otak sebagai pusat perolehan informasi oleh siswa dengan memetakan pemikiran mereka ke informasi yang terkandung dalam materi yang sedang dipelajari dan yang telah dipelajari / diingat sebelumnya sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang sedang dibahas. Sejalan dengan itu, Johan (Mahmuddin, 2009: 3) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran kooperatif tipe Pemetaan Pikiran adalah teknik grafis yang sangat kuat dan kunci universal untuk membuka potensi seluruh otak, karena menggunakan semua keterampilan yang ada di bagian neo-cortex dari otak atau lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Pemetaan Pikiran juga memungkinkan asosiasi informasi yang lebih lengkap untuk dipelajari, baik hubungan antara informasi yang akan dipelajari atau dengan informasi yang sebelumnya disimpan dalam memori Yovan (Mahmuddin, 2009: 3).
Mind Mapping adalah teknik grafis yang sangat kuat dan kunci universal untuk membuka potensi seluruh otak, karena menggunakan semua keterampilan yang ada di bagian neo-cortex dari otak atau lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Dalam hal waktu, Mind Mapping juga dapat merampingkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Ini terutama karena Mind Mapping dapat menyajikan gambaran yang komprehensif tentang suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, Mind Mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola-pola catatan linier yang memakan waktu menjadi catatan efektif yang dapat langsung dimengerti oleh individu.
B. Tujuan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping dan Perbedaannya dengan Catatan Biasa
Mahmuddin (2009: 5) mengemukakan "penerapan model pembelajaran kooperatif Mind Mapping bertujuan untuk membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang pada akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari". Berikut ini menunjukkan perbedaan antara catatan menggunakan metode konvensional (catatan biasa) dengan catatan Pemetaan Pikiran.
Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping
Catatan Biasa
|
Mind Mapping
|
hanya berupa tulisan-tulisan saja
|
berupa tulisan, simbol dan gambar
|
hanya dalam satu warna
|
berwarna-warni
|
untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama
|
untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
|
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
|
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
|
Statis
|
membuat individu menjadi lebih kreatif.
|
Dari uraian tersebut, dapat diasumsikan bahwa Mind Mapping adalah salah satu teknik yang mencatat bahwa mengembangkan gaya belajar visual karena menggabungkan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terkandung dalam seseorang. Dengan keterlibatan dua belahan otak itu akan memungkinkan seseorang untuk mengatur dan mengingat semua bentuk informasi, baik secara tertulis maupun lisan.
Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan oleh emosi dan perasaan yang berbeda di dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang siswa dapatkan ketika mereka berada di kelas selama proses pembelajaran akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, para guru diharapkan menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa, terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping.
Proses pembelajaran yang dialami seseorang sangat tergantung pada lingkungan belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan saran positif, itu akan berdampak baik pada proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan memberikan saran negatif itu akan mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.
C. Langkah - Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Menurut Johan (Mahmuddin, 2009: 4), bahwa langkah pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping adalah:
1) Memberikan kompetensi yang ingin dicapai;
2) Guru menyajikan konsep / masalah yang akan direspons oleh siswa dan masalah harus memiliki jawaban alternatif;
3) Bentuk kelompok 2-3 anggota;
4) Setiap kelompok diinventarisasi / direkam jawaban alternatif atas hasil diskusi;
5) Setiap kelompok (atau diacak ke kelompok tertentu) membaca hasil diskusi dan catatan guru di papan tulis dan kelompok sesuai dengan kebutuhan guru; dan
6) Dari data di papan tulis siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru
Berdasarkan pendapat itu, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Mind Mapping secara bertahap, akan memudahkan seseorang / peserta didik untuk memahami dan mengingat materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk Mind Mapping karena dibuat dengan sangat menarik.
Dalam membuat Mind Mapping, (Buzan, 2011: 27) telah mengembangkan sejumlah aturan yang harus diikuti sehingga Mind Mapping dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut ini ringkasan Pemetaan Hukum Pikiran:
1) Kertas: polos dengan ukuran A4 minimum dan terbaik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Lanskap). Topik Tengah ditempatkan di tengah kertas dan sedapat mungkin Gambar dengan setidaknya 3 warna,
2) Garis: lebih tebal untuk tebal dan lebih jauh dari tengah garis akan menjadi lebih tipis. Garis harus melengkung (bukan garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau gambar di atasnya. Semua jalur harus terhubung ke pusat,
3) Word: hanya menggunakan kata kunci dan hanya satu kata untuk satu baris. Selalu gunakan huruf yang dicetak agar lebih jelas dengan font yang lebih besar untuk cabang lebih jauh dari pusat,
4) Gambar: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel, dan ritme karena lebih menarik dan mudah diingat dan dipahami. Jika memungkinkan gunakan gambar 3 dimensi untuk membuatnya lebih menarik,
5) Warna: gunakan setidaknya 3 warna dan lebih baik 5 - 6 warna. Warna yang berbeda untuk setiap cetak tebal dan warna cabang harus mengikuti warna tebal,
6) Struktur: menggunakan struktur radian dengan topik sentral yang terletak di tengah kertas dan kemudian cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. Bold umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai dengan arah jam mulai dari jam 1.
Dari pendapat di atas, kita dapat berasumsi bahwa membuat Mind Mapping yang mengikuti aturan tertentu, dapat memberikan manfaat optimal bagi peserta didik.
D. Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping
Ada banyak keuntungan dari metode Mind Mapping karena model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping melibatkan kedua sisi otak menggunakan gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersama dengan kata-kata, angka, logika (otak kiri) akan lebih menyenangkan. Salah satu kelebihan Mind Mapping (Mind Map) adalah membantu siswa dalam banyak hal, seperti memacu kreativitas, pemahaman dan ingatan siswa. Inilah yang para ahli pikirkan tentang keunggulan Mind Mapping (Mind Map).
Maghfiroh (2009: 45) menunjukkan keuntungan dari Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagai berikut: (1) Memungkinkan kita untuk melihat keseluruhan gambar, (2) membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan; (3) membuatnya mudah untuk menambahkan informasi baru, (4) peninjauan bisa lebih cepat, (5) setiap peta unik. Selain memiliki kelebihan, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terdapat beberapa kelemahan (Santoso, 2011: 5) yaitu: (1) hanya siswa aktif yang terlibat, (2) tidak sepenuhnya pembelajar, dan (3) jumlah informasi detail tidak dapat dimasukkan.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING