Paragraf argumentasi adalah salah satu jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya, selain paragraf narasi, deskripsi paragraf, dan contoh-contoh kalimat dan paragraf persuasi. Isi paragraf ini adalah pendapat penulis tentang tema yang diperkuat oleh sejumlah fakta dan data. Contoh jenis paragraf telah dibahas, termasuk contoh argumen paragraf tentang lingkungan sekolah, contoh paragraf argumen tentang limbah, contoh argumen paragraf tentang narkoba, dan contoh paragraf tentang argumen kesehatan. Artikel ini juga akan membahas contoh argumen paragraf, di mana tema yang terkandung dalam paragraf paragraf contoh kali ini adalah rokok.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut ditampilkan beberapa contoh paragraf argumentasi tentang rokok dalam bahasa Indonesia.
Contoh 1:
Jumlah anak di Indonesia meningkat. Ini tentu saja mencerminkan bahwa penanganan masalah rokok di negara ini masih kurang. Menurut sejumlah data, ada peningkatan pada perokok muda di bawah usia 18 sebanyak 7,2% -8,8% dalam 3-4 tahun terakhir. Bukan tidak mungkin jumlah itu akan terus bertambah setiap tahun. Beberapa faktor daat mengakibatkan peningkatan jumlah perokok muda, seperti orang tua yang merokok di depan anak-anak mereka, atau orang-orang di sekitar lingkungan mereka yang merokok dan menghasut mereka untuk melakukan hal yang sama.
Kebiasaan orang tua menyuruh anak-anak mereka untuk membeli rokok, ternyata juga turut menambah jumlah perokok muda di Indonesia. Kebiasaan ini secara langsung akan membuat anak menjadi perokok suatu hari nanti. Karena itu, sangat penting agar anak-anak tidak merokok lebih awal, sehingga jumlah perokok pada anak dapat diminimalkan. Adapun beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain, jangan punya anak beli rokok, jangan merokok di depan anak (kalau perlu berhenti merokok selamanya), dan hindari anak dari lingkungan perokok.
Kebiasaan orang tua menyuruh anak-anak mereka untuk membeli rokok, ternyata juga turut menambah jumlah perokok muda di Indonesia. Kebiasaan ini secara langsung akan membuat anak menjadi perokok suatu hari nanti. Karena itu, sangat penting agar anak-anak tidak merokok lebih awal, sehingga jumlah perokok pada anak dapat diminimalkan. Adapun beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain, jangan punya anak beli rokok, jangan merokok di depan anak (kalau perlu berhenti merokok selamanya), dan hindari anak dari lingkungan perokok.
Contoh 2:
Dampak negatif rokok tak hanya bagi para perokok aktif saja. Namun, orang yang tergolong perokok pasif juga akan mengalami imbas negatif dari rokok. Menurut sumber terpercaya, dampak negatif yang dirasakan perokok pasif karena roko antara lain gangguan pernapasan, penyempitan pembuluh darah, gangguan pada janin, meningitis, imun tubub melemah, hingga kecanduan asap rokok. Oleh karena itu, sesegera mungkin jauhilah asap rokok dari para perokok aktif, agar tidak menjadi perokok pasif, dan agar terhindar dari dampak buruk akibat menjadi perokok pasif.
Pemerintah pun juga harus turut andil dalam mengurangi jumlah perokok anak-anak ini. Adapun cara yang bisa dilakukan pemerintah antara lain merehabilitasi anak-anak yang terbukti mengkonsumsi rokok, atau membatasi penjualan rokok, baik di kota maupun daerah. Dengan begitu, jumlah perokok anak-anak bisa dikurangi.
Contoh 3:
Banyak yang berasumsi bahwa merokok dengan menggunakan rokok mentol jauh lebih aman dibanding rokok jenis lainnya. Padahal, merokok dengan menggunakan jenis rokok sama bahayanya dengan rkokok lainnya, bahkan lebih berbahaya lagi. Menurut penelitian yang dilakukan Dr Marlin Foreman dari Morehouse School of Medicin Atalanta, Amerika Serikat, perokok yang mengkonsumsi rokok mentol ternyata sangat rentan mengalami pembusukan paru-paru yang lebih parah dibanding mengkonsumsi rokok biasa. Oleh karena itu, mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok harus dilakukan, entah itu rokok biasa atau rokok mentol sekalipun. Sebab, apapun jenis rokoknya, semuanya tetap memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Demikian contoh paragraf argumentasi tentang rokok. Semoga bermanfaat.