Contoh Paragraf Sebab Akibat tentang Pendidikan beserta Penjelasannya – Sebelumnya, kita telah mengetahui beberapa contoh paragraf kausal, seperti contoh paragraf kausal tentang narkoba dan contoh paragraf kausal tentang lingkungan. Kali ini, kita akan menemukan beberapa contoh paragraf kausal dengan tema lain, yaitu pendidikan. Tema itu sendiri telah digunakan sebagai tema dalam beberapa artikel, seperti contoh persuasi tentang pendidikan, contoh pidato tentang pendidikan, contoh analogi paragraf tentang pendidikan, contoh esai narasi tentang pendidikan, contoh anekdot singkat tentang pendidikan, contoh persuasi tentang pendidikan, dialog dua orang tentang pendidikan, contoh paragraf deduktif tentang pendidikan, contoh pendidikan pantun, contoh puisi pendidikan dan artinya, dan contoh paragraf induktif tentang pendidikan.
Adapun contoh dari paragraf sebab akibat tentang pendidikan sendiri adalah sebagai berikut.
Contoh 1:
Bantuan sarana dan prasarana pendidikan yang diberikan pemerintah ternyata belum tersebar secara merata. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya sejumlah sekolah di daerah-daerah yang masih minim fasilitas sekolahnya. Selain itu, santunan pendidikan berupa beasiswa pun juga tidak bisa dinikmati oleh semua anak yang membutuhkan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya siswa berkecukupan yang justru mendapatkan beasiswa yang semestinya diperuntukkan bagi siswa yang kondisi ekonominya kekurangan. Maka tidak mengherankan, jika hal-hal tersebut mengakibatkan pendidikan kita tidak mengalami kemajuan yang amat pesat.
Penjelasan: Empat kalimat awal pada paragraf di atas adalah sebab dari paragraf tersebut. Sementara itu, kalimat yang terakhir merupaka penutup sekaligus akibat dari paragraf sebab akibat tersebut.
Contoh 2 :
Orang tua harus bisa mendidik anaknya dengan baik. Sebab, orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Jika orang tua tidak mampu mendidik anak dengan baik di rumah, maka kemungkinan sang anak akan mengalami kesulitan saat menjalani pendidikan di luar rumah, baik itu di sekolah maupun di instansi pendidikan lainnya. Adapun bentuk-bentuk kesulitan tersebut antara lain adalah tidak mampunya anak beradaptasi terhadap lingkungannya, dan sulitnya sang anak untuk mematuhi apa yang guru perintahkan atau ajarkan. Oleh karenanya, mendidik anak harus dilakukan sejak di rumah dan harus dilakukan oleh kedua orang tua.
Penjelasan: Paragraf sebab akibat di atas menggunakan pola sebab-akibat1-akibat2, di mana pola ini membuat paragraf sebab akibat memiliki satu sebab dan dua akibat. Sebab pada paragraf di atas terletak di kalimat pertama. Sementara itu, kedua dan ketiga adalah akibat1 dan kalimat terakhir adalah akibat2.
Contoh 3 :
Tidak sedikit dari guru atau orang tua siswa yang masih menjadikan kecerdasan intektual (IQ) sebagai tolok ukur utama mengukur cerdas tidaknya seorang anak. Padahal, kecerdasan manusia–termasuk anak–bukan hanya kecerdasan intelektual saja, melainkan juga kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Pola pembelajaran di sekolah pun juga masih menitikberatkan peningkatan kecerdasan intelektual. Pola pikir seperti itu mesti diubah. Jika tidak, maka instansi pendidikan hanya akan menghasilkan murid-murid yang cerdas secara intelektual, namun lemah dalam pengendalian emosi, serta tidak mempunyai landasan spiritual yang kuat.
Penjelasan: Paragraf sebab akibat di atas menggunakan pola sebab-akibat. Pola ini merupakan pola dasar dari paragraf sebab akibat. Adapun yang menjadi sebab pada paragraf di atas adalah kalimat pertama hingga paragraf ketiga paragraf, sedangkan kalimat keempat atau terakhir adalah akibat dari paragraf tersebut.
Demikianlah beberapa contoh paragraf sebab akibat tentang pendidikan beserta penjelasannya. Semoga contoh-contoh tersebut dapat dipahami sekaligus menambah wawasan bagi para pembaca, baik itu di dalam ranah paragraf sebab akibat maupun di dalam ranah bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.