Contoh Kalimat Persetujuan dan Penolakan. Dalam sebuah diskusi, kita biasanya akan mendengar sejumlah kalimat yang menyatakan hujan atau bahkan penolakan. Kalimat-kalimat ini biasanya dikenal sebagai kalimat perjanjian dan penolakan. Kalimat perjanjian adalah kalimat yang menyatakan persetujuan untuk sesuatu. Sementara itu, kalimat penolakan adalah kalimat yang mengekspresikan penolakan atau sesuatu.
Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui seperti contoh dari kedua kalimat tersebut. Adapun contoh-contohnya adalah sebagai berikut ini!
A. Contoh Kalimat Penolakan
- Saya tidak sependapat dengan Pak Karjo yang menyatakan bahwa insiden ini adalah salah Pak Dono.
- Kami tidak sepakat jika gaji kami dipotong hingga tiga puluh persen.
- Jujur saja, saya tidak sepakat dengan hasil rapat semalam.
- Kecerdasan seseorang hearus dinilai dari hasil ulangan matematikanya. Untuk pendapat satu ini, saya sangat tidak setuju.
- Meskipun ini adalah keputusan terbaik bagi perusahaan, tetapi saya tetap bersiteguh untuk tidak menyetujui keputusan tersebut.
- Apa yang Anda nyatakan itu tak sesuai dengan kenyataan yang ada.
- Terkait masalah itu, saya tak sependapat dengan Pak Topik yang menyatakan akan membawa masalah itu ke pengadilan.
- Keputusan saudara menjual saham perusahaan ke pihak lain adalah sebuah kesalahan yang fatal.
- Saya tidak setuju jika program itu dilaksanakan tanpa koordinasi dulu dengan pihak yang terkait.
- Terus terang, saya tidak sejalan dengan pendapat Pak Sigit yang menyatakan bahwa siswa harus belajar selama delapan jam penuh.
- Kami tidak setuju jika Pak Ongky menjadi manajer yang baru.
B. Contoh Kalimat Persetujuan
- Saya sependapat dengan saudara Popon yang menyatakan bahwa pembinaan pemain sejak dini adalah hal yang mesti diprioritaskan PSSI saat ini.
- Mengiyakan perintah atasan memanglah bagus. Tetapi, kita juga harus bisa mengukur kemampuan kita dalam menjalankan peritan tersebut (apakah bisa ataukah tidak?). Untuk pendapat Pak Gunawan satu ini, saya sangatlah setuju.
- Iya, saya sependapat dengan Anda bahwa mendidik anak tidak hanya harus secara kognitif, tetapi juga harus secara afektif.
- JIka memang itu adalah keputusan yang terbaik, maka kami hanya bisa menyetujuinya saja.
- Apa yang Anda ucapkan tadi itu sejalan dengan apa yang selama ini saya resahkan.
- Kami sepakat jika Pak Jerry menjadi manajer kami yang baru.
- Terkait masalah itu, kami setuju untuk menyelesaikannya secara damai.
- Keputusan Anda untuk membawa masalah tersebut ke meja hijau adalah keputusan yang tepat.
- Saya setuju dengan pendapat Pak Anwar hang menyatakan bahwa kita tak boleh terlalu fokus pada kuantitas produk, melainkan kualitas dari si produk tersebut.
- Kami setuju dengan penawaran yang diajukan oleh saudara Noveldi.
- Memang betul, bahwa menasihati orang itu adalah hal yang baik. Tetapi, menasihati diri sendiri juga tak kalah baiknya dengan menasihati orang lain. Saya sependapat dengan pernyataan Pak Edi itu.
Demikian beberapa contoh ketentuan perjanjian dan penolakan dalam Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan kepada semua pembaca, baik mengenai kalimat perjanjian dan penolakan secara khusus, maupun bahasa Indonesia secara umum.
Jika pembaca ingin menambahkan referensi ke kalimat, pembaca dapat membuka artikel berikut, yaitu: elemen kalimat dalam bahasa Indonesia, karakteristik kalimat dalam bahasa Indonesia, pola dan contoh kalimat dasar, kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia, dan contoh kalimat lengkap elemen S , P, O, Pel, dan K.