Contoh Pantun Talibun - Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang memiliki ritme dan rima. Melalui pantun biasanya disampaikan pesan yang berharga. Pantun juga terkadang digunakan sebagai sarana memberi teka-teki atau hanya bercanda. Ada banyak jenis pantun di Indonesia. Dalam artikel sebelumnya juga dibahas tentang karakteristik sajak dan contoh karmina sajak. Pada kesempatan ini, salah satu jenis pantun, pantun talibun, akan dibahas.
Ciri Ciri Pantun Talibun
Beberapa ciri khusus dari pantun talibun antara lain:
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
- Gaya bahasa biasanya menggunakan pengulangan yang berima
- Setengah bagian awal berupa sampiran, dan setengah bagian yang lain berupa isi
- Talibun memiliki jumlah baris genap
- Bersajak abc-abc, atau abcd-abcd, sesuai jumlah barisnya
Pengertian Pantun Talibun
Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi. Talibun identik dengan jumlah barisnya yang berjumlah genap dan lebih dari 4 baris, misalnya 6 baris, 8 baris, 10 baris. Jika pantun talibun berisi 4 baris maka 2 baris pertama adalah sampiran dan 2 baris berikutnya adalah isi. Begitu juga dengan pantun talibun 6 baris maka 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris berikutnya adalah isi. Aturan ini berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapapun.
Contoh Pantun Talibun
(12) Beli nasi lauk rendangIngat sambal cabai hijauPakai kertas anti basahKalau cinta mulai terbayangDi pikiran hanya dikauMembuat hati galau gelisah
(13) Pergi ke tambak tangkap ikanJala di tangan siap sediaIkan didapat hilang jalanyaKawan semua tolong maafkanSalah khilaf yang tak sengajaMoga kita kembali ke fitrah-Nya
(14) Jalan pagi sebelum fajarLihat sunyi di setiap sudutMenunggu surya mulai menyapaJadilah insan yang tegarDalam menghadapi semua kemelutHingga semua terasa nyata
(15) Anak kecil belajar menariJatuh berkali-kali tak mengapaKarena pasti selalu bangunSedih rasanya hatiku iniMelihat kau berjalan dengannyaBersuka cita bergandeng tangan
(16) Pergi ke kota jalannya lebarMembawa barang dalam ikatanSemua ikatan ada dalam wadahWadah dibawa oleh kedua tanganDag dig dug jantung ini berdebarHati merasa tidak karuanMelihat pria dengan rambut terbelahSungguh ia pria idaman
(17) Tangkap macan siapkan parangParang tajam hilangkan sengsaraMacan mati tinggalkan permataUntuk persembahan bagi adindaKakanda mengarungi lautan garangUntuk pergi demi hilangkan laraDisini adinda tak pernah pejamkan mataDemi menunggu kepulangan kakanda
(18) Pelangi yang ditunggu akhirnya datang juaMemancarkan kecantikan luar biasaSemua insan tak dapat menerkaApakah pertanda semua nuansaSayangilah kedua orang tuaJangan kalian berbuat dosaDengan menyakiti hati merekaJika tak ingin mendapat murka Yang Kuasa
(19) Safari religi ke kota JeddahTidak lupa membeli kurmaKurma muda untuk sebuah citaCita dari cinta dan jenakaHidup di dunia haruslah beribadahJalankan selalu perintah agamaItu semua perintah sang PenciptaUntuk meraih surga dan menjauhi neraka
(20) Duduk termenung menatap bulan purnamaMengenang semua perilaku yang berbudiYang berbudi tak ada yang berkuasaMenangkap cahaya bulan agar terjeratDidiklah putra dan putri ilmu agamaUntuk menjadi orang yang berbudiAgar jauh dari perbuatan dosadan selamat dunia serta akhirat
(21) Niat hati ingin menanam melatiTanam di atas tanah sendiriTapi jangan pernah tanamkan hatiKarena hama kan buatnya binasaJikalau hendak mendapat cinta sejatiJagalah hati jangan sampai lupa diriCinta sejati tak akan kau dapatiKecuali cinta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
(22) Bunga di pasar sangat bergelimangSemua bertebaran di atas genanganGenangan membuat noda menghitamKelam dan tiada mengeringAndaikan kebahagiaan mulai menghilangKemudian timbullah semua kenanganKau jangan menangis sehari semalamKau jangan menangis hingga mata keringIngatlah Tuhan sumber kebahagiaan
(1) Di kala mendung mulai menyapaRintik hujan mulai bersiapPelangi pun telah menyemburatJika hendak beroleh surgaBuat amal soleh padat merayapTinggalkan semua hal maksiat
(2) Pasang wajah muka memelasOrang sekitar sampai kesalHingga semua berpaling mukaTuntutlah ilmu dengan ikhlasAgar kelak tak menyesalSiap menghadapi tantangan dunia
(3) Berlayar ke pulau antah berantahMenerjang gulungan ombakBersama nahkoda tak kenal kalahAgar kau tak bersusah payahMelewati masa depanmu kelakTuntutlah ilmu tak kenal lelah
(4) Mencari udang memakai jalaUdang sirna tak tahu kemanaMeninggalkan harap di ujung usahaTiada hari tanpa duka meranaKelak engkau di masa tuaJika tak manfaatkan masa muda
(5) Burung elang terbang tinggiMembidik mangsa di daratan JawaMakanan hilang di tengah rawaWahai kalian para muda mudiJangan lengah dan terperdayaDengan rayuan sesat dunia
(6) Pergi ke pasar kala fajarMencari baju berwarna biruBerlengan pendek bukannya panjangWahai wanita mulailah sadarPeranmu kelak sebagai ibuMembuat generasi rajin sembahyang
(7) Melihat kambing di siang hariKambing jawa bukannya ketawaBertubuh kekar nan perkasaJanganlah pernah menyombongkan diriDi depan teman dan tetanggaKelak engkau tak punya wibawa
(8) Melihat guru sedang mengajarMengajar agama dengan telatenHingga fajar berubah petangKalau engkau rajin belajarSiapkan bekal tuk masa depanInsya Allah semua menjadi terang
(9) Kapal pesiar gagal berlayarKerana hujan beserta badaiPetir pun tak ingin kalah bersaingBaiknya kita rajin belajarAgar cita tetap tercapaituk masa depan yang gemilang
(10) Bunga mawar telah merekahJangan memetik tanpa memintaBisa terluka nanti di tanganWahai pemuda janganlah lemahGapailah sejatinya cintaAgar bisa mewarnai kehidupan
(11) Terlihat ular di siang hariTubuh melingkar tak bergerak juaKuning hitam warna tubuhnyaMarilah kita mendekatkan diriPada kuasa Yang Maha KuasaDengan sembahyang dan berdoa
Demikianlah contoh-contoh pantun talibun yang dipaparkan pada artikel kali ini. Semoga contoh pantun talibun ini dapat semakin menambah pemahaman Anda mengenai materi ini. Jangan lupa berlatih membuat pantun talibun versi Anda ya! Terima kasih.