Contoh Pantun Agama Lengkap dalam Bahasa Indonesia. Pantun agama adalah pantun yang isinya mengundang atau mengingatkan penganut agama (misalnya: Islam) untuk beribadah sesuai dengan agama mereka. Nuansa religius ini sering digunakan oleh para pengkhotbah ketika menyampaikan khotbah mereka di mimbar. Tentu saja, isi pantun berisi pokok-pokok ajaran agama yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sajak. Ini juga merupakan karakteristik pantun ini, kesan religius yang terkandung di dalamnya. Biasanya, ceramah agama di mana pantun dimasukkan membuat penonton tidak bosan mendengarnya. Apalagi sudah bukan hal baru lagi, biasanya ceramah agama terkadang mengundang rasa kantuk.
Agama menjadi salah satu tema pantun. Hal ini dikarenakan salah satu jenis-jenis puisi lama ini sering dijadikan sarana untuk menyampaikan ajaran agama di zaman dahulu. Tak hanya pantun pada umumnya, namun jenis-jenis pantun lain seperti contoh pantun talibun pun juga diisi dengan tema agama. Untuk mengetahui seperti apa pantun bertema agama, berikut disajikan beberapa contoh pantun agama yang telah kami sajikan di bawah ini.
(1) Tiada bumi tanpa udara
Bumi-lah tempat kita berada
Tiada Tuhan selain Dia
Nabi Muhammad itu Rasul-Nya
(2) Percuma punya liontin emas
Bila emasnya emas yang palsu
Percuma punya otak yang cerdas
Bila sembahyang saja tak mau
(3) Hanyalah padi satu-satunya
Yang bisa jadi sepiring nasi
Hanyalah Dia satu-satunya
Yang harus selalu kita imani
(4) Janganlah tunggu daun yang lebat
Untuk melihat sebuah dahan
Janganlah tunggu ajal mendekat
Untuk bertobat kepada Tuhan
(5) Dari kecil menanam biji
Saat besar jadi pohonan
Sejak kecil rajin mengaji
Makin teguhlah dalam beriman
(6) Pisau tak akan tajam selalu
Karena itu ia diasah
Tuhan tak akan meninggalkanmu
Disaat engkau kena masalah
(7) Ingatlah surya di pagi hari
Niscaya engkau ingat sinarnya
Ingatlah Dia di dalam hati
Niscaya hati tidak gulana
(8) Tak akan ada seekor ikan
Jika tak ada sungai di situ
Tak akan pernah ada cobaan
Yang melampaui batas dayamu
(9) Jangan menagih janji kepada
Orang yang suka tipu menipu
Jangan bersedih jangan gulana
Karna derita pasti berlalu
(10) Barang siapa mencuri kentang
Nantinya ia mendapat dera
Barang siapa zalimi orang
Nantinya dapat balas dari-Nya
(11) Bunga seroja di atas kolam
Bunga melati di tengah taman
Barang siapa mengaku Islam
Maka taatlah kepada Tuhan
(12) Jangan menanam di tengah ladang
Bila tak tahu menanam apa
Janganlah buka aibnya orang
Bila aibmu enggan dibuka
(13) Kedua tangan saling menjabat
Jangan mengepal adu kelahi
Sesama umat saling menghormat
Jangan mengumpat atau memaki
(14) padi tak akan jadi kelapa
Yang tumbuh tinggi batang-batangnya
Tuhan tak akan memberi coba
Yang melampaui daya hamba-Nya
(15) Jikalau sudah ada di Jawa
Kabari aku o secepatnya
Jikalau nanti sudah bahagia
Janganlah lupa ingat pada-Nya
(16) Janganlah suka makan kecebong
Karena itu bukan camilan
Janganlah suka berlaku sombong
Karena itu dilarang Tuhan
(17) Jikalau nanti berjumpa jalak
Janganlah lupa diberi makan
Jikalah nati beruang banyak
Janganlah lupa disedekahkan
(18) Siapa telah asah belati
Berarti dia pemilik pisau
Siapa jauh dari Illahi
Hidupnya akan selalu kacau
(19) Ibu ke pasar membeli lobak
Adik membeli jajanan pasar
Barang siapa berlaku tamak
Maka dirinya termasuk ingkar
(20) Barang siapa menggelar tikar
Maka dirinya tengah liburan
Barang siapa selalu sabar
Maka dirinya disayang Tuhan
(21) Sebuah daun ujungnya basah
Basah karena embun senoktah
Awali hari dengan Basmallah
Akhiri hari dengan Hamdallah
Sebatang pohon daunnya rimbun,
Lebat daunnya tiada buahnya.
Walaupun hidup seribu tahun,
Kalau tak sembahyang apa gunany.a
Bunga besar bunga raflesia,
Bunga kecil bunga melati.
Cepatlah taubat wahai manusia,
Janganlah menunggu sampai kau mati.
Ke kebun binatang melihat rusa,
Ada banyak sekali pengunjungnya.
Begitu sering kita berbuat dosa,
Berjanjilah tak akan lagi mengulanginya.
Burung kenari burung pipit,
hinggap dan berkicau cuit-cuit.
Meskipun beban hidup kian menghimpit,
Tetaplah istiqomah disaat sempit.
Kalau bulan rindukan mentari,
Tentu malam akan rindu siang.
Kalau hati cinta kepada Ilahi,
Tentu dirinya akan merasa tenang.
Air dan api slalu berlawanan,
Langit dan bumi adalah berjauhan.
Kalau hati penuh kedengkian,
Siapalah orang yang akan mau berteman.
Hidup manusia hanyalah sekali,
Waktu tak terasa dijemput mati.
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti,
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti.
Buat apa berbaju batik kalau,
Tidak pake selendang.
Buat apa berwajah cantik,
Kalau tidak mau sembahyang.
Ada harimau di hutan belantara,
Janganlah kesana karena itu berbahaya.
Hidup di bumi hanya sementara,
Pergunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya.
Malam ini malam Jumat,
Besok adalah malam Sabtu.
Kita ini umat Muhammad,
Jangan sampai meninggalkan waktu.
Ramai orang menggali perigi,
Ambil buluh lalu diikat.
Ilmu dicari tak akan rugi,
Buat bekal dunia akhirat.
Naik didalam kereta,
pada hari selasa.
Janganlah menangis karena cinta,
tapi menangislah karena dosa.
Dua tiga empat lima,
Enam tujuh delapan sembilan.
Kita hidup takkan lama,
Jangan lupa siapkan bekalan.
Kemumu di dalam semak,
Jatuh sehelai selarasnya.
Meski ilmu setinggi tegak,
Tidak sembahyang apa gunanya.
Redup bulan nampak nak hujan,
Pasang pelita sampai berjelaga.
Hidup mati di tangan Tuhan,
Tiada siapa dapat menduga.
Saya pergi beli tembaga,
Saya pakai untuk merekatkan parang.
Apabila ingin masuk surga,
Sering-sering mengaji dan sembahyang.
Sayang-sayang buah kepayang,
Buah kepayang hendak dimakan.
Manusia hanya boleh merancang,
Kuasa Allah menentukan.
Daun tetap di atas dulang,
Anak udang mati dituba.
Dalam kitab ada terlarang,
Perbuatan haram jangan dicoba.
Jalan-jalan naik kuda,
di pesimpangan bertemu janda.
Penderitaan akan selalu ada,
selama tak ada keikhlasan didalam dada.
Sungguhlah besar taman Seri Mahkota,
Tempat bermain bidadari Lela Utama.
Sungguhlah benar bagi orang yang takwa,
Ada tempat yang aman dan bahagia.
Anak ayam turunnya lima,
Mati seekor tinggal empat.
Kita hidup mesti beragama,
Supaya hidup tidaklah sesat.
Hari minggu mancing dikali,
di pinggiran melihat buaya.
Hidup di dunia hanya sekali,
maka jalanilah dengan sebaik-baiknya.
Kera di hutan berlompat-lompat,
Si pemburu memasang jerat.
Hina sungguh sifat mengumpat,
Dilaknat Allah dunia akhirat.
Indahnya sore di cakrawala,
Sayang sekali tak pernah berlangsung lama.
Kecantikan wanita bukanlah segala,
Tapi ahlaknya lah yang paling utama.
Bunga kenanga diatas kubur,
Pucuk sari pandan Jawa.
Apa guna sombong dan takabur,
Rusak hati badan binasa.
Asam kandis asam gelugur,
Ketiga asam si riang-riang.
Menangis mayat dipintu kubur,
Teringat badan tidak sembahyang.
Ada gadis perawan,
paling cantik dikampungnya.
Hormatilah ibumu kawan,
karena surga ada ditelapak kakinya.
Naik delman di tarik kuda,
Melintasi desa dan rawa-rawa.
Harta tak di bawa saat kau tiada,
Amal Sholehlah yang akan kau bawa.
Nangka muda digulai lemak,
Buah keranji masak tersangkut.
Harta dunia jangan di tamak,
Bila mati tidak mengikut.
Adat mati dikandung tanah,
Dunia tinggal harta pun tinggal.
Selamat mati mengandung ibadah,
Banyak amal banyak bekal.
Di bulan Ramadhan banyak bertobat,
Memohonkan ampun kepada Allah.
Orang beriman hidup bermanfaat,
Sembarang kerja membawa faedah.
Di bulan Ramadhan orang tadarus,
Membaca Qur’an beramai-ramai.
Orang beriman hatinya lurus,
Duduk berjalan elok perangai.
Kalau terbang tinggi-tinggi,
Ingat-ingat bumi di bawah.
Kalau sembahyang luruskan hati,
Dalam ibadat turuti sunnah.
Daun terap diatas dulang,
Anak udang mati dituba.
Dalam kitab ada terlarang,
Yang haram jangan dicoba.
Bila todak melanda Singapura,
Habis dikerat dicincang lumat.
Bila khianat pada manusia,
Dunia akhirat takkan selamat.
Banyaklah masa antara masa,
Tidak seelok masa bersuka.
Meninggalkan sembahyang jadi biasa,
Tidak takut api neraka.
Pisang ambon di tanam di gunung,
Tumbuh sepuluh layu sebatang.
Buruk orang jangan dicari,
Bila kita sedang berpuasa.
Tekun kita beramal ibadah,
Untuk belanja dikemudian hari.
Kita serahkan kehadirat Allah,
Mudah-mudahan disyafaatkan Nabi.
Makan mendoan di kantin sekolah,
Minumnya teh sisri bersama Dullah.
Maaf jika aku telah berbuat salah,
Kasih tahu aku Insya ALLAH akan segera berubah.
Beli tv beserta antena,
Setelah di pasang nonton bola Persib vs Persija.
Wahai manusia janganlah berzina,
Jika tak tahan menikah lah saja.
Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Di bulan Ramadhan orang tadarus
Membaca Qur’an beramai-ramai
Orang beriman hatinya lurus
Duduk berjalan elok perangai
Kalau suka berbuat maksiat
Alamat hidup akan celaka
Kalau suka meninggalkan ibadat
Alamat badan masuk neraka
Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat jasad tidak sembahyang
Elok budi karena ikhlas
Elok kerja karena niat
Elok kaji karena dibahas
Elok manusia karena syariat
Buat apa berbaju batik kalau
Tidak pake selendang
Buat apa berwajah cantik
Kalau tidak mau sembahyang
Kemuning di dalam semak
Jatuh melayang ke dalam paya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya?
Harimau belang turun sekawan
Mati ditikam si janda balu
Ilmu akhirat tuntutlah tuan
Barulah sempurna segala fardu
Kalau suka menenggang kawan
Segala sahabat akan mendekat
Kalau suka mengenang Tuhan
Pahala dapat hidup selamat
Sungguhlah besar taman Seri Mahkota
Tempat bermain bidadari Lela Utama
Sungguhlah benar bagi orang yang takwa
Ada tempat yang aman dan bahagia
Kalau suka berbuat fitnah
Ke mana pergi orang mengutuk
Kalau suka berniat salah
Dunia akhirat badan terpuruk
Elok adat karena dikaji
Elok kaji karena sunnah
Elok ummat karena berbudi
Elok berbudi karena lillah
Siapa suka memegang adat
Mulialah sifat dengan karenah
Siapa suka sembahyang sunnat
Pahala dapat iman bertambah
Sayang-sayang buah kepayang
Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
Kuasa Allah menentukan
Kain basurek kain bertulis
Pakaian raja Bugis – Makassar
Di Luh Mahfuz sudah tertulis
Janji sudah tak dapat ditukar
Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman
Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan
Dua tiga empat lima
Enam tujuh lapan sembilan
Kita hidup takkan lama
Jangan lupa siapkan bekalan
Bertemu teman mesti menyapa
Jika hujat terjadi kilat
Coba lihat jam berapa
Jam sebelas berangkat sholat
Kalau tidur meninggi hari
Rezeki menjauh langkah pun singkat
Kalau takabur menyelimut hati
Iman jatuh ibadah pun sesat
Kera di hutan terlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat
Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati
Anak merak anak merbah
Beradu kedua di dalam sarang
Siibu mendodoi
Anak sungai lagikan berubah
Inikan pula hati orang
Mengapa dirindui
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta doa kepada Tuhan
Pergi ke pantai membawa tikar
Harus permisi pada orangtua
Anak baik dan anak pintar
Pasti disayang oleh semua
Belatuk di atas dahan
Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati ditangan Tuhan
Kepada Allah kita bermohon
Jangan membuang air beras
Pada bunga kita siramkan
Ayo mandi lekas-lekas
Sholat Jumat akan ditegakan
Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan
Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Kalau menyangkal petuah ibu
Hidup sesat dunia akhirat
Kalau beramal tidak berilmu
Pikiran tumpat pahala tak dapat
Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak diikut
Kalau Tuan pergi ke Mekah
Singgah semalam di Kuala Muda
Sembahyang itu adalah perintah
Jika ingkar masuk neraka
Masa berada di Pulau Jawa
Rakan diajak pergi menjala
Maha Berkuasa jangan dilupa
Kuasa Allah tidak terhingga
Surat ditulis dalam gelap
Salah huruf banyak tak kena
Jagalah diri jangan silap
Jika silap dapat bencana
Jangan suka memfitnah orang
Orang benci Tuhan pun murka
Jangan suka melalaikan sembahyang
Bila mati masuk neraka
Anak ayam turun sembilan
Mati seekor tinggal lapan
Duduk berdoa kepada Tuhan
Minta Allah jalan ketetapan
Anak ayam turun lapan
Mati seekor tinggal tujuh
Duduk berdoa kepada Tuhan
Supaya terang jalan bersuluh
Cari lebah bersarang besar
Jangan tersengat racun berbisa
Janji Allah adalah benar
Jangan tertipu kehidupan dunia
Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Turut mengikut alim ulama
Supaya betul jalan makrifat
Hidup manusia hanyalah sekali
Waktu tak terasa dijemput mati
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti
Kalau terbang tinggi-tinggi
Ingat-ingat bumi di bawah
Kalau sembahyang luruskan hati
Dalam ibadat turuti sunnah
Siapa suka duduk mengaji
Banyaklah ilmu dapat dikenang
Siapa suka mengelokkan budi
Ke hilir ke hulu disayangi orang
Kemuning daunnya lampai
Tubuh dijirat paduka tuan
Diatas dunia kaul tak sampai
Didalam surga ada penantian
Harban Dewa anaknya Zanggi
Manis rupanya elok bercahaya
Jika perempuan taatkan laki
Beroleh surga Jannatul Mahwa
Asam rumbia dibelah-belah
Buah separuh di dalam raga
Dunia ikut firman Allah
Akhirat dapat masuk surga
Pandai-pandai menjaga diri
Lubang banyak di tengah jalan
Orang pandai tahukan diri
Hidup berakal mati beriman
Pada saudara hendaklah sayang
Pada sahabat hendaklah minat
Pada agama banyaklah sembahyang
Pada ibadat luruskan niat
Ambil galah kupaskan jantung
Orang Arab bergoreng kicap
Kepada Allah tempat bergantung
Kepada Nabi tempat mengucap
Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Kita hidup mesti beragama
Supaya hidup tidaklah sesat
Membeli bawal dapat tenggiri
Karena pikiran tidak tertib
Segera mandi bersihkan diri
Lalu tunaikan sholat magrib
Di bulan Ramadhan orang tarawih
Sudah sembahyang membaca Qur’an
Orang beriman hidupnya salih
Dadanya lapang lakunya sopan
Siapa kokoh memegang adat
Ke mana pergi hidup semenggah
Siapa senonoh dalam ibadat
Hidup dan mati beroleh berkah
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Ayam diintai oleh rubah
Jamu pahit sedang diseduh
Jika khatib sedang khutbah
Simak ia jangan bergaduh
Halia ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya
Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan petuah hadis
Orang muslimin hidup beradat
Lakunya sopan mukanya manis
Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Menantunya pula Lela Sari
Semua melihat jatuh berahi
Selagi ugama tidak diingkari
Sebarang perintah wajib dipatuhi
Siapa memakai adat lembaga
Ke mana pergi disayangi orang
Siapa pandai syariat agama
Hidup mati tidak terbuang
Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di tengah lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung
Air dan api slalu berlawanan
Langit dan bumi adalah berjauhan
Kalau hati penuh kedengkian
Siapalah orang yang akan mau berteman
Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan
Jangan ditentang ibu dan bapak
Bila ditentang badan melarat
Jangan dibuang hukum dan syarak
Bila dibuang datanglah laknat
Encik Borhan seorang kerani
Terkemut-kemut bila meniti
Tinggalkan sembahyang terlalu berani
Seperti tubuhnya takkan mati
Bunga mawar bunga melati
di tanam di pinggir sunggai
rajin – rajinlah kita mengaji
kelak tuanya menjadi pak haji
Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad
Nyiur mudah luruh setandan
Diambil sebiji lalu dibelah
Sudah nasib permintaan badan
Kita di bawah kehendak Allah
Buah yang mabuk jangan dimakan
Batang berduri jangan dipanjat
Bertuah hidup dikandung iman
Tertuah mati dalam ibadat
Bulu merak cantik berkaca
Gugur sehelai ke dalam baldi
Jika tak banyak kitab dibaca
Jangan mengaku khatib dan kadi
Siapa melangkah di jalan Tuhan
Ke mana pergi badan selamat
Siapa amanah dalam kebenaran
Tuah terdiri iman melekat
Inderagiri pasirnya lumat
Kepah bercampur dengan lokan
Sedangkan nabi kasihkan umat
Inikan pula seorang insan
Siapa kokoh memegang iman
Hidup matinya tidakkan sesat
Siapa senonoh menyembah Tuhan
Dunia akhirat badan selamat
Kalau durhaka ke orangtua
Celaka tiba kutuk pun datang
Kalau menyalah kepada agama
Di dunia hina di akhirat malang
Anna Abadi pergi berenang
Sambil berenang berdondang sayang
Jika hidup dikurnia senang
Jangan lupa tikar sembahyang
Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga
Adat orang berjalan malam
Ada suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Ada petunjuk menerangi iman
Tubuh dijirat paduka tuan
Tidak cacat tidak selia
Didalam surga ada penantian
Hanya untuk yang beramal mulia
Banyaklah masa antara masa
Tidak seelok masa bersuka
Meninggalkan sembahyang jadi biasa
Tidak takut api neraka?
Berguna hidup karena beradat
Adat lembaga jadi pakaian
Sempurna hidup karena syahadat
Syahadat dijaga mengokohkan iman
Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok
Di bulan Ramadhan banyakkan amal
Supaya dosa diampunkan Tuhan
Orang beriman hidup berakal
Menggunakan usia untuk kebaikan
Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Di bulan Ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu
Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang
Adat mati dikandung tanah
Dunia tinggal harta pun tinggal
Selamat mati mengandung ibadah
Banyak amal banyak bekal
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak diikut
Serigala suka makan garam
Dia makan pakai tiga moncong
Rumah kumuh sangat seram
Karena ada banyak pocong
Kalau hendak mencari kawan
Carilah kawan sampai ke kubur
Kalau hendak mencari Tuhan
Patrilah iman banyakkan tafakur
Jalan-jalan kecarita
Nemu uang sejuta
Buat apa jatuh cinta
Kalau ngaji pun tak bisa
Terang bulan terang bercahaya
Cahaya memancar ke Tanjung Jati
Jikalau hendak hidup bahagia
Beramal ibadat sebelum mati
Kelat sekali buah peria
Kelatnya kurang buah dibelah
Taatkan laki beroleh surga
Taat mutlak semata kepada Allah
Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon
Burung tekukur berlaksa-laksa
Merdu sekali bunyi kicaunya
Orang kufur mendapat siksa
Di akherat dan di dunia
Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri
Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru
Elok langkah karena pedoman
Elok laku karena beramal
Elok manusia karena beriman
Elok ilmu karena beramal
Pohon rindang banyak dahan
Jangan dahan dipatahkan
Hadapkan hati kepada Tuhan
Ayah dan Ibu engkau doakan
Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat
Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah
Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur
Letak bunga di atas dulang
Sisipkan daun hiasan tepinya
Banyak berdoa selepas sembahyang
Mohon diampun dosa di dunia
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama
Di meja ada buah tomat
Disana juga ada buah nanas
Hai sobat ayo kita sholat
Biar kita jadi orang cerdas
Bila todak melanda Singapura
Habis dikerat dicincang lumat
Bila khianat pada manusia
Dunia akhirat takkan selamat
Habis dikerat dicincang lumat
Patinya diaduk dijadikan obat
Dunia akhirat takkan selamat
Kecuali minta ampun nasuha tobat
Anak jantan anak temenggung
Pergi memburu sampai ke Gombak
Lalu berhenti mengutip petai
Berani buat, berani tanggung
Kalau takut dilambung ombak
Jangan berumah ditepi pantai
Di bulan Ramadhan banyak bertobat
Memohonkan ampun kepada Allah
Orang beriman hidup bermanfaat
Sembarang kerja membawa faedah
Kalau bulan rindukan mentari
Tentu malam akan rindu siang
Kalau hati cinta Ilahi
Tentu dirinya akan merasa tenang
Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah – Pantun Islami
Sekian uraian contoh tentang Pantun Agama, semoga dapat bermanfaat bermanfaat buat kamu, yang sedang mencari pantun nasehat. Sangat cocok sekali untuk digunakan sebagai bahan selingan pada saat pidato atau ceramah singkat kamu.
Contoh-contoh di atas hanya segelintir dari contoh pantun agama dalam bahasa Indonesia. Pembaca bisa menambah atau mengembangkan contoh-contoh yang ada di atas. Jika pembaca ingin melihat contoh pantun bertema lain, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini: contoh pantun pendidikan, contoh pantun singkat, berikan contoh pantun adat, dan berikan contoh pantun nasehat. Demikianlah pembahasan artikel kali ini . Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan pembaca dalam ranah bahasa Indonesia. Terima kasih.