Berikut ini merupakan pembahasan tentang Banten melawan VOC, perlawanan banten terhadap voc, perlawanan rakyat banten terhadap voc, perlawanan rakyat banten terhadap belanda, perlawanan sultan ageng tirtayasa, perlawanan rakyat banten terhadap voc dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Banten melawan VOC
Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abdul Fatah yang dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa (1650–1682). Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan perlawanan terhadap VOC (1651), karena menghalang-halangi perdagangan di Banten.
Menghadapi serangan pasukan Banten, VOC terus memperkuat kota Batavia dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan seperti benteng Noordwijk.
Gambar: Benteng Noordwijk |
Dengan tersedianya beberapa benteng di Batavia diharapkan VOC mampu bertahan diri dari berbagai serangan dari luar dan mengusir para penyerang tersebut.
Sementara itu untuk kepentingan pertahanan, Sultan Ageng memerintahakan untuk membangun saluran irigasi yang membentang dari sungai Untung Jawa sampai Pontang.
Selain berfungsi untuk meningkatkan produksi pertanian, saluran irigasi juga dimaksudkan untuk memudahkan transportasi perang.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng ini memang banyak dibangun saluran air atau irigasi. Oleh kareana jasa-jasa ini maka sultan Ageng digelari Sultan Ageng Tirtayasa (tirta artinya air).
Politik Adu Domba
VOC dalam menghadapi Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan politik devide et impera, yaitu mengadu domba antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sultan Haji
dibantu oleh VOC.
Dalam pertempuran ini Sultan Ageng Tirtayasa terdesak dan ditangkap. Kemudian Sultan Haji (putera Sultan Agung Tirtayasa) diangkat menjadi Sultan menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa.
Pada Tahun 1750 meletus gerakan perlawanan terhadap pemerintahan Sultan Haji yang dipimpin Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang. Perlawanan dapat dipadamkan berkat bantuan VOC.
Perundingan dengan VOC
Setelah pertempuran selesai, Sultan Haji melakukan perundingan dengan VOC yang isinya:
a) Sultan Haji harus mengganti biaya perang.
b) Banten harus mengakui di bawah kekuasaan VOC.
c) Kecuali VOC, pedagang lain dilarang berdagang di Banten.
d) Kepulauan Maluku tertutup bagi pedagang Banten.