Teknik Cara Membaca Berita dengan Baik. baca berita yang termasuk jenis bacaan keras. dalam hal ini, seseorang menyuarakan isi berita untuk didengar oleh orang lain. Untuk bertanya bahwa itu dapat dipahami dengan benar dan jelas, pembaca berita harus memperhatikan pelafalan, intonasi, kejelasan bicara, pandangan mata, dan postur yang benar.
a. pengucapan
pengucapan adalah cara seseorang berbicara bahasa. Saat membaca berita (dalam bahasa Indonesia), kami diharapkan dapat mengucapkan suara bahasa yang tidak lagi dipengaruhi oleh bahasa lokal. Kehati-hatian dalam melafalkan kata-kata / bunyi bahasa juga harus diperhatikan ketika mengucapkan kata-kata asing. Karena itu, sebelum mengatakannya, pembicara harus membuka kamus untuk mencari tahu bagaimana cara mengucapkannya selain artinya
b. Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya kalimat lagu. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan
artinya dalam kalimat itu. Jadi, bisa berupa kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah.
1). Kalimat berita adalah intonasi berkurang di akhir kalimat.
Contoh: Kita juga harus belajar sekarang
2). Kalimat itu bertanya, intonasi naik di akhir kalimat.
Contoh: Kita juga harus belajar sekarang?
3). Perintah / kalimat seru, intonasi naik di semua bagian kalimat.
Contoh: Kita juga harus belajar sekarang.
Intonasi berfungsi untuk mengekspresikan perasaan pembicara. Misalnya, intonasi menanjak berguna untuk menunjukkan kegembiraan, sementara intonasi yang menurun mengekspresikan ketenangan.
c. Kejelasan Pidato
Kejernihan bicara berkaitan dengan volume suara dan kecepatan membaca berita harus menggunakan suara yang keras sehingga dapat didengar dengan jelas oleh pendengar. Begitu pula dengan kecepatannya. Jika berita disampaikan terlalu cepat, juga sulit ditafsirkan. Karena itu, sesuaikan kedua aspek dengan kemampuan pendengar. Caranya, kita hanya langsung kepada mereka apakah kenyaringan dan kecepatan membaca kita adalah apa yang mereka inginkan
d. Tatapan mata
Pandangan mata adalah cara lain untuk berkomunikasi dengan pendengar. Metode ini juga berguna untuk mengetahui sikap mereka terhadap informasi yang kami sampaikan: tertarik atau tidak. Seorang pendengar yang acuh tak acuh dapat dikembalikan dengan tatapan mata. Dengan demikian akan terasa nyata sehingga kembali memberi perhatian pada deskripsi kami.
Pandangan mata juga bisa memberi kesan tertentu kepada pendengar.
a. Pembicara yang berani menatap mata mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki sikap terbuka, mengatakan yang sebenarnya, menguasai materi pelajaran, atau memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
b. Seorang pembicara yang sering menghindari mata dengan pendengarnya berarti dia menyembunyikan sesuatu (tidak jujur), kurang menguasai materi, atau kurang percaya diri.
e. Sikap Tubuh
Sikap tubuh pembaca berita mempengaruhi respons pendengarnya. Sikap tubuh yang kaku dapat menyebabkan pendengar menjadi bosan. Sementara itu, postur yang terlalu santai dapat menciptakan kesan negatif.
Ambil posisi duduk yang nyaman, yang cukup kokoh, tidak bengkok, dan tidak terlalu dekat. Lakukan dengan serius, tapi santai. Dengan sikap seperti itu, pendengar diharapkan tertarik memperhatikan Anda. Dengan posisi seperti itu, kita juga tidak merasa sakit atau terbebani.
Sekian banyak artikel tentang teknik membaca berita, semoga bermanfaat