Ayat Alkitab tentang Pencuri Milik Orang Lain. Ada orang yang mengatakan semakin banyak hari dunia berubah, semakin jahat jadinya. Dosa semakin merajalela, menghantui semua orang. Ketika kita berbicara berbagai macam dosa menurut Alkitab, seringkali yang kita ingat hanyalah dosa-dosa yang kita terima begitu saja seperti se-ks bebas, pembunuhan, dan sebagainya. Padahal dosa selalu ada di mana-mana bahkan dalam hal-hal kecil, misalnya menipu atau bahkan mencuri hal-hal yang tidak terlalu berharga. Terutama soal mencuri, ternyata Tuhan memberikan kata-kata tertentu kepada para pencuri. Berikut adalah beberapa ayat Alkitab tentang pencuri.
Keluaran 22:1-4
“Apabila seseorang mencuri seekor lembu atau seekor domba dan membantainya atau menjualnya, maka ia harus membayar gantinya, yakni lima ekor lembu ganti lembu itu dan empat ekor domba ganti domba itu. Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah; tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah. Pencuri itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya; jika ia orang yang tak punya, ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu. Jika yang dicurinya itu masih terdapat padanya dalam keadaan hidup, baik lembu, keledai atau domba, maka ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.
Ayat Alkitab tentang pencuri ini merupakan firman Allah kepada bangsa Israel. Kita melihat adanya hukuman yang Allah berikan kepada orang yang mencuri. Bahkan di awal, Allah seakan tidak masalah dengan hilangnya nyawa seorang pencuri. Namun, Allah kita bukanlah Allah yang kejam dan semena-mena. Ia adalah Allah yang Maha Pengasih juga Maha Pengampun. Kita dapat lihat bahwa Ia masih memberikan keringanan kepada para pencuri. Allah masih menghargai nyawanya dengan memberikan hukuman hutang darah kepada orang yang membunuh pencuri jika sudah lewat harinya. Jika pencuri tersebut tidak mampu memenuhi hukuman pun, ia masih diberikan keringanan. Meskipun terhadap pencuri, Allah masih menunjukkan prinsip kasih tentang Alkitab.
Keluaran 22:1-4
“Apabila seseorang mencuri seekor lembu atau seekor domba dan membantainya atau menjualnya, maka ia harus membayar gantinya, yakni lima ekor lembu ganti lembu itu dan empat ekor domba ganti domba itu. Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah; tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah. Pencuri itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya; jika ia orang yang tak punya, ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu. Jika yang dicurinya itu masih terdapat padanya dalam keadaan hidup, baik lembu, keledai atau domba, maka ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.
Ayat Alkitab tentang pencuri ini merupakan firman Allah kepada bangsa Israel. Kita melihat adanya hukuman yang Allah berikan kepada orang yang mencuri. Bahkan di awal, Allah seakan tidak masalah dengan hilangnya nyawa seorang pencuri. Namun, Allah kita bukanlah Allah yang kejam dan semena-mena. Ia adalah Allah yang Maha Pengasih juga Maha Pengampun. Kita dapat lihat bahwa Ia masih memberikan keringanan kepada para pencuri. Allah masih menghargai nyawanya dengan memberikan hukuman hutang darah kepada orang yang membunuh pencuri jika sudah lewat harinya. Jika pencuri tersebut tidak mampu memenuhi hukuman pun, ia masih diberikan keringanan. Meskipun terhadap pencuri, Allah masih menunjukkan prinsip kasih tentang Alkitab.
Keluaran 20:15
Jangan mencuri.
Ayat Alkitab tentang pencuri ini sangat singkat, hanya memberikan larangan untuk tidak mencuri. Namun, kita tahu ayat ini berada dalam rangkaian sepuluh Hukum Taurat yang Allah berikan kepada bangsa Israel. Hukum Taurat menjadi hukum yang sangat penting untuk ditaati.
Selain ayat ini, kita juga dapat melihat ayat rujukan yang tertulis di Alkitab yaitu pada Imamat 19:11 yang berbunyi “Janganlah kamu mencui, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya”. Hal ini menunjukkan bahwa Hukum Taurat tentang mencuri tidak hanya sekedar berbicara tentang suatu barang secara fisik. Kita juga tidak boleh mencuri kepercayaan yang telah orang lain berikan kepada kita dengan berbohong dan berdusta.
Alkitab juga memberikan rujukan ayat Alkitab tentang pencuri lainnya yaitu Roma 13:9 yang berkata “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”. Ayat ini menjelaskan bahwa seorang pencuri berarti tidak mampu mengasihi sesama manusia. Hal ini juga berarti ia tidak mengasihi dirinya sendiri. Padahal hukum kasih dalam Alkitab ini menjadi hukum yang utama seperti hukum kasih kepada Allah.
Imamat 6:2, 4-5
“Apabila seseorang berbuat dosa dan berubah setia terhadap TUHAN, dan memungkiri terhadap sesamanya barang yang dipercayakan kepadanya, atau barang yang diserahkan kepadanya atau barang yang dirampasnya, atau apabila ia telah melakukan pemerasan atas sesamanya, … apabila dengan demikian ia berbuat dosa dan bersalah, maka haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu, atau segala sesuatu yang dimungkirinya dengan bersumpah dusta. Haruslah ia membayar gantinya sepenuhnya dengan menambah seperlima; haruslah ia menyerahkannya kepada pemiliknya pada hari ia mempersembahkan korban penebus salahnya.
Kitab Imamat ini berisi perkataan-perkataan Allah yang kemudian menjadi sebuah hukum, peraturan bagi bangsa Israel yang disampaikan melalui karakter Musa dalam Alkitab. Ada begitu banyak peraturan yang disampaikan, termasuk tentang hal mencuri. Pada ayat Alkitab tentang pencuri ini, Allah dengan jelas mengategorikan hal mencuri atau merampas sebagai suatu perbuatan dosa. Perbuatan mencuri dianggap sebagai sebuah perbuatan yang tidak menunjukkan kesetiaan bangsa Israel terhadap Allah.
Seorang yang berbuat dosa tentu akan mendapatkan ganjarannya. Begitu pula dengan seorang yang mencuri. Allah menuntut sang pencuri untuk mengembalikan apa yang telah dicuri. Bahkan tidak hanya sekedar mengembalikan dengan nilai yang sama, tetapi harus juga ia menambahkannya seperlima. Pengembalian ini tidak dapat dilakukan melalui orang ketiga. Sang pencuri dituntut untuk mengembalikannya langsung kepada pemilik barang curian tersebut. Dengan mengembalikan langsung, sang pencuri akan lebih sungguh-sungguh menunjukkan rasa penyesalan dan permohonan maafnya.
Seorang pencuri yang telah mengikuti cara pertobatan orang Kristen akan memberikan apa yang dimilikinya kepada orang yang dirampas, apa yang telah diambilnya sebelumnya. Itu adalah kumpulan ayat-ayat Alkitab tentang pencuri. Kita telah melihat bahwa Alkitab tidak setuju dengan tindakan pencurian. Orang yang mencuri telah melakukan hal-hal yang mendukakan hati Tuhan, suatu tindakan dosa. Namun, Tuhan ingin memberikan pengampunan kepada siapa pun yang ingin datang kepada-Nya dan mengakui dosa-dosanya.
Karena itu, setiap orang yang telah mencuri, apakah itu baik atau yang lain, harus rela mengakui dosa mereka di hadapan Allah dan mendapatkan pengampunan dosa dalam kekristenan. Hal penting lainnya adalah kita harus mau berkomitmen untuk tidak melakukan dosa yang sama lagi. Sampai melalui hidup kita, kita dapat memancarkan kemuliaan Tuhan. Semuanya bermegah atas nama Tuhan. Tuhan memberkati.