Sejarah Asal Tradisi Pohon Natal Berasal Dalam kekristenan itu sendiri sebenarnya tidak ada kisah tentang pohon Natal pada hari kelahiran Kristus. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat beberapa ayat Alkitab tentang kelahiran Yesus di Perjanjian lama dan baru. Tidak ada yang menyebutkan peran pohon Natal pada hari kelahiran Yesus. Kemudian sejak Kapan pohon Natal mulai masuk ke dalam tradisi perayaan Natal?
Seperti kita ketahui, pohon Natal adalah pohon cemara yang umumnya tumbuh di dataran tinggi atau suhu rendah tempat. Pohon FIR itu sendiri telah menjadi bagian dari festival musim dingin sejak ribuan tahun yang lalu, jauh sebelum pohon Natal diciptakan. Aliran paganisme di Eropa menggunakan cabang pohon cemara untuk menghias rumah mereka, dan menjadi simbol energi selama musim dingin. Kemudian orang Romawi kuno menggunakan pohon cemara untuk menghias candi di Festival kultus dari dewa Saturnus, sementara rakyat Mesir kuno juga menggunakannya dalam upacara kultus dewa ra.
Rasanya kurang lengkap jika pada hari Natal tidak ada hal seperti pohon Natal. Setiap orang Kristen pasti akan meletakkannya di sudut rumah mereka. Gereja, Pusat perbelanjaan, dan beberapa tempat di seluruh dunia juga akan memasang pohon menyala berwarna-warni ini untuk menyambut meriah Natal. Christmas Pohol juga dapat disebut sebagai objek Natal ikonik seperti ketupat hijau yang selalu muncul pada hari Idul Fitri.
Dr Dominique Wilson dari University of Sydney mengungkapkan bahwa pohon cemara diyakini dapat membawa berkah dan kehidupan baru di musim dingin yang gelap dan dingin, di mana keyakinan ini sebagian besar dianut oleh paganisme (orang tidak agama). Dari sana juga, rakyat mulai mengenal daun ivy atau mistletoe yang menjadi tanaman khas Natal, karena mereka adalah salah satu dari sedikit tanaman yang akan mekar di musim dingin.
Jika demikian halnya itu berarti pohon Natal lahir dari keyakinan bidat? Mari kita lihat bagaimana pohon Natal mulai masuk ke dalam tradisi orang Kristen.
Salah satu kisah paling populer dalam sejarah pohon Natal adalah kisah tentang St. Boniface, seorang misionaris Inggris yang melakukan pekerjaan yang cukup mandiri di Jerman pada abad ke-8. Suatu hari St. Boniface melihat suku Jerman asli melakukan ritual pengorbanan pada Dewa Thor di bawah pohon oak. St. Boniface juga mengambil sebuah kapak dan memotong pohon untuk menghentikan ritual. Suku pribumi Jerman marah dan mengatakan bahwa Tuhan-Allah mereka akan menurunkan petir untuk menghukum St. Boniface, bagaimanapun, itu tidak terjadi sama sekali. St. Boniface juga menggunakan kesempatan untuk meyakinkan mereka bahwa dewa yang mereka sembah adalah dewa palsu dan mulai memberitakan Injil.
Setelah kejadian tersebut, pohon oak yang menjadi tempat ritual itu runtuh dan mendadak pohon cemara tumbuh di sana. Hal ini juga memulai tradisi pohon cemara sebagai simbol dari mukjizat yang terjadi karena perbuatan St Borniface.
Dr. Wilson juga mengatakan bahwa pohon cemara berbentuk segitiga dianggap melambangkan Trinitas yang merupakan salah satu bagian penting dari ajaran Kristen. Dari situ pohon cemara mula menjadi simbol Kekristianan dan kehidupan baru.
Pada abad ke-16, pohon Natal berkembang di wilayah Jerman karena orang mulai menghias rumah mereka dengan pohon Natal. Mereka juga menambahkan pernak-pernik lain seperti roti jahe atau jahe, kacang-kacangan dan apel. Sementara itu pada abad ke-17, pohon Natal mulai digunakan untuk memperiahkan Festival besar. Para bangsawan menghiasi pohon Natal dengan dedaunan dan lilin keemasan. Kemudian, ketika Jerman mulai beremigrasi ke negara lain, tradisi ini juga menyebar.
Saat era berlangsung, pohon Natal telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Kreativitas masyarakat juga mulai membuat pohon Natal di setiap negara memiliki ciri khas mereka sendiri bahkan jika bentuknya pasti seperti pohon cemara.
Sejarah pohon Natal tentu membuat kita bertanya-tanya apakah orang Kristen dapat memasang pohon Natal pada hari Natal. Jawabannya tentu Oke. Karena meskipun sejarah bahwa ' katanya ' berasal dari penyembahan berhala, hal yang paling penting bagi kita adalah bagaimana kita melihat arti dari pohon Natal, dan tentu saja makna hari perayaan Natal itu sendiri.
Pohon Natal hanya benda mati yang dapat menambah meriah Natal. Kegunaan sendiri hanya sebagai hiasan yang ditampilkan untuk mempercantik rumah atau gereja. Bukan sebagai tempat kita menaruh harapan atau doa tertentu pada hari Natal. Tempat doa dan harapan kita dalam Natal hanya untuk Yesus Kristus, yang menjadi simbol utama perayaan Natal bagi orang Kristen. Makna kelahiran Juruselamat adalah alasan bagi kita untuk merayakan Natal setiap tahun.
Jadi, seperti pohon Natal, Santa Claus, atau hiasan Natal lainnya, itu hanya sebagian kecil yang tidak perlu diutamakan pada hari Natal.